Wina (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Austria Johanna Mikl-Leitner mempertahankan keputusan untuk mendirikan hal yang disebut "kota tenda" untuk melayani peningkatan jumlah pencari suaka.

Selama pertemuan puncak krisis yang melibatkan banyak menteri, pejabat pemerintah lokal, organisasi bantuan dan wakil gereja pada Jumat (15/5), Mikl-Leitner berbicara mengenai "peningkatan seperti ledakan" jumlah pencari suaka, yang mencapai 300 setiap hari sejak Senin (11/5).

"Kota tenda" telah dikecam oleh banyak pihak, namun Leitner mengemukakan itu adalah "pilihan terakhir bagi perlindungan orang yang tak memiliki tempat tinggal".

Saat menanggapi, Sekretaris Jenderal Palang Merah Werner Kerzbaum tidak senang dengan keputusan tersebut, seperti dilaporkan Xinhua.


"Buat kami, ini adalah hasil terburuk yang mungkin dicapai."

Ia mengatakan sebagai salah satu negara paling kaya di dunia, Austria tak boleh menempatkan pengungsi di tenda.

Klaus Schwertner, Sekretaris Jenderal badan amal Katholik, Caritas, mengumandangkan perasaan serupa, dan mengatakan Austria memiliki cukup tempat bagi pencari suaka, dan konflik seperti yang terjadi di Suriah "bukan terjadi kemarin".

Kerzbaum dan Schertner menyerukan penyelesaian lain untuk dilaksanakan.

Media setempat melaporkan salah satu kota tenda sudah diselesaikan hingga Jumat di satu lapangan olah raga di Kota Salzburg.

Kementerian Dalam Negeri merencanakan dua kota tenda lagi, dan satu dikonfirmasi direncanakan dibangun di St. Georgen di Attergau, Negara Bagian Upper Austria.

Kota tenda tersebut, katanya, akan memenuhi standard Badan Pengungsi PBB, dan para pengungsi akan berada di sana untuk waktu sesingkat mungkin.

(Uu.C003)