Banjir bandang terjang ratusan rumah di Minahasa Tenggara
15 Mei 2015 21:59 WIB
ilustrasi Banjir Bandang Seorang bocah bermain di depan rumah yang tergenang banjir di pemukiman penduduk, di Desa Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Senin (19/1). (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Ratahan (ANTARA News) - Banjir bandang menerjang ratusan rumah di tiga desa Kecamatan Posumaen Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Jumat, sekitar pukul 17.00 Wita.
Kejadian yang bermula, jebolnya tanggul penahan banjir di Sungai Makalu, akibat besarnya terjangan air yang langsung menyambar sedikitnya 160 rumah pendudukan di tiga desa, yakni Desa Makalu, Desa Tatengesan I, dan Desa Tatengesan.
"Kejadian ini terjadi secara tiba-tiba, karena di daerah kami tak terjadi hujan, tapi dari gunung kelihatannya hujan lebat," kata Kepala Desa Tatengesan I Herol Ngongoloy.
Dia menambahkan, banjir bandang ini merendam rumah warga selama hampir tiga jam, dengan sebagian jalan dan rumah sudah terendam lumpur.
"Ini baru mulai surut, tadi lumpur dan airnya setinggi hampir 30 senti meter, dan sekarang warga mulai melakukan pembersihan," kata Herol, yang didampingi Kepala Desa Makalu Rudi Tinggogoy.
Data yang diperoleh, rumah yang terendam banjir di Desa Makalu berjumlah 50 rumah, Desa Tatengesan 10 rumah, dan Desa Tatengesan I berjumlah 100 rumah.
Tak hanya rumah warga, sebagian sawah milik petani di Desa Makalu Selatan turut dihantam banjir bandang.
"Kami belum tahu jumlah sawah petani yang kena banjir, sampai sekarang kami masih data. Kebanyakan padi petani ini baru saja ditanam," terangnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mitra, Joppie Mokodaser, ketika dimintai keterangannya terkait kerusakan akibat banjir bandang ini, mengaku masih dalam pendataan.
"Petugas kami masih sedang berkoordinasi dengan pemerintah desa, secepatnya kami akan melaporkan total kerusakan," katanya ketika ditemui di lokasi bencana.
Selain itu kata Mokodaser tak ada korban jiwa akibat bencana banjir bandang yang terjadi.
Kejadian yang bermula, jebolnya tanggul penahan banjir di Sungai Makalu, akibat besarnya terjangan air yang langsung menyambar sedikitnya 160 rumah pendudukan di tiga desa, yakni Desa Makalu, Desa Tatengesan I, dan Desa Tatengesan.
"Kejadian ini terjadi secara tiba-tiba, karena di daerah kami tak terjadi hujan, tapi dari gunung kelihatannya hujan lebat," kata Kepala Desa Tatengesan I Herol Ngongoloy.
Dia menambahkan, banjir bandang ini merendam rumah warga selama hampir tiga jam, dengan sebagian jalan dan rumah sudah terendam lumpur.
"Ini baru mulai surut, tadi lumpur dan airnya setinggi hampir 30 senti meter, dan sekarang warga mulai melakukan pembersihan," kata Herol, yang didampingi Kepala Desa Makalu Rudi Tinggogoy.
Data yang diperoleh, rumah yang terendam banjir di Desa Makalu berjumlah 50 rumah, Desa Tatengesan 10 rumah, dan Desa Tatengesan I berjumlah 100 rumah.
Tak hanya rumah warga, sebagian sawah milik petani di Desa Makalu Selatan turut dihantam banjir bandang.
"Kami belum tahu jumlah sawah petani yang kena banjir, sampai sekarang kami masih data. Kebanyakan padi petani ini baru saja ditanam," terangnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mitra, Joppie Mokodaser, ketika dimintai keterangannya terkait kerusakan akibat banjir bandang ini, mengaku masih dalam pendataan.
"Petugas kami masih sedang berkoordinasi dengan pemerintah desa, secepatnya kami akan melaporkan total kerusakan," katanya ketika ditemui di lokasi bencana.
Selain itu kata Mokodaser tak ada korban jiwa akibat bencana banjir bandang yang terjadi.
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: