Islamabad (ANTARA News) - Serangan udara Pakistan, Jumat, menyebabkan sekitar 17 orang meninggal di daerah suku yang bergolak di perbatasan dengan Afghanistan, kata pejabat bidang keamanan.

Serangan udara tersebut merupakan bagian dari operasi melawan kelompok Taliban.

Aksi tersebut dilakukan dua hari setelah terjadi pembunuhan massal terhadap 45 orang minoritas dari kelompok Muslim Syiah Ismaili di Karachi, kota terbesar di negara Islam itu dan diakui dilakukan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS/ISIS) serta Faksi Jundullah Taliban yang sebelumnya dilaporkan menggabungkan diri ke NIIS/ISIS.

Pesawat jet angkatan udara menyasar tempat persembunyian milisi di pinggiran Afghanistan yang merupakan hutan lebat di pegunungan di Wareka Mandi, distrik Shawal di Waziristan Utara, sekitar 65 km arah barat dari ibu kota Miranshah.

"Pesawat-pesawat jet AU memukul wilayah hutan lebat di dekat perbatasan Afganistan dan menewaskan 17 milisi. Tiga bangunan dan lima kendaraan juga dihancurkan dalam aksi tersebut," kata seorang petugas keamanan di Miranshah kepada kantor berita AFP.

Kaum militan yang terbunuh termasuk mereka yang berkebangsaan Uzbek dan Afghanistan yang menjadi anggota Tehreek-i-Taliban Pakistan (TTP).

Dua penduduk setempat membenarkan adanya serangan tersebut kepada AFP.

Para pejabat tinggi militer di Peshawar mengatakan mereka tidak mempunyai wewenang untuk memberikan keterangan mengenai jumlah korban meninggal akibat serangan di daerah itu.

Lokasi serangan merupakan daerah tertutup bagi wartawan, sehingga sulit untuk mendapat keterangan mengenai jumlah maupun siapa-siapa yang menjadi korban.

Serangan pada Rabu terhadap kelompok minoritas tersebut di Pakistan adalah yang kedua kali terjadi di Pakistan dalam tahun ini setelah sebelumnya 62 orang dari pengikut Syiah terbunuh dalam serangan bom bunuh diri pada akhir Januari.

Jumlah korban meninggal semula disebutkan 44 tetapi kemudian menjadi 45 karena korban yang semula terluka parah kemudian dikabarkan meninggal di rumah sakit, kata warga setempat dan pihak rumah sakit.

Serangan ini juga merupakan aksi besar sejak Taliban menyerbu sekolah di barat laut Peshawa menyebabkan 153 orang meninggal dan umumnya anak-anak pada Desember tahun lalu.