Pemerintah ajak pemuda ikut atasi perubahan iklim
14 Mei 2015 22:33 WIB
ilustrasi Warga Emirat menyalakan lilin untuk memperingati Earth Hour dekat Burj Khalifa di Dubai, Sabtu (23/3). Earth Hour merupakan peringatan yang dirayakan seluruh dunia dengan mematikan lampu selama satu jam sejak jam 8.30 malam, sebagai dukungan aksi lebih nyata melawan perubahan iklim. (REUTERS/Jumana El Heloueh )
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengajak para pemuda untuk ikut berperan aktif dalam mengatasi masalah perubahan iklim agar tidak menjadi ancaman bagi pembangunan nasional.
"Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan cara menggunakan peralatan hemat energi," kata Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Sosial, dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Heru Kasidi di Jakarta, Kamis.
Dia juga menambahkan, upaya lain yang dapat dilakukan yakni penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), peningkatan penyerapan karbon serta menghindari penggunaan alat-alat penghasil emisi GRK.
Selain itu, penggunaan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik dan reforestasi yang melibatkan peran, partisipasi dan kontrol dari laki-laki, perempuan dan anak.
Dia menambahkan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ikut berpartisipasi dalam 5th Indonesia Climate Change Education Forum And Expo (ICCEFE) atau Pameran dan Forum Pendidikan tentang Perubahan Iklim Indonesia yang kelima.
Kegiatan tersebut diselenggarakan pada tanggal 14-17 Mei 2015 dengan mengusung tema "Penguatan Pembangunan Rendah Emisi untuk Masa Depan Berkelanjutan dan Mendukung Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia".
Sementara Stan Kementerian PPPA mengambil tema "Memperkuat Peran Perempuan dan Anak dalam Pembangunan untuk Mempercepat Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia".
"Pada event ini disediakan beragam kegiatan dan permainan edukatif seperti puzzling, ular tangga, menggambar, puisi dan lagu tentang peduli perubahan iklim," katanya.
Kegiatan itu bertujuan mentransfer pengetahuan khususnya kepada generasi muda dan anak usia sekolah mengenai kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan guna menerapkan program-program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim secara nasional.
"Semuanya harus dilakukan mulai dari tingkat individu," katanya.
"Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan cara menggunakan peralatan hemat energi," kata Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Sosial, dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Heru Kasidi di Jakarta, Kamis.
Dia juga menambahkan, upaya lain yang dapat dilakukan yakni penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), peningkatan penyerapan karbon serta menghindari penggunaan alat-alat penghasil emisi GRK.
Selain itu, penggunaan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik dan reforestasi yang melibatkan peran, partisipasi dan kontrol dari laki-laki, perempuan dan anak.
Dia menambahkan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ikut berpartisipasi dalam 5th Indonesia Climate Change Education Forum And Expo (ICCEFE) atau Pameran dan Forum Pendidikan tentang Perubahan Iklim Indonesia yang kelima.
Kegiatan tersebut diselenggarakan pada tanggal 14-17 Mei 2015 dengan mengusung tema "Penguatan Pembangunan Rendah Emisi untuk Masa Depan Berkelanjutan dan Mendukung Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia".
Sementara Stan Kementerian PPPA mengambil tema "Memperkuat Peran Perempuan dan Anak dalam Pembangunan untuk Mempercepat Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia".
"Pada event ini disediakan beragam kegiatan dan permainan edukatif seperti puzzling, ular tangga, menggambar, puisi dan lagu tentang peduli perubahan iklim," katanya.
Kegiatan itu bertujuan mentransfer pengetahuan khususnya kepada generasi muda dan anak usia sekolah mengenai kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan guna menerapkan program-program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim secara nasional.
"Semuanya harus dilakukan mulai dari tingkat individu," katanya.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: