Perth (ANTARA News) - Pemerintah Federal Australia memutuskan memangkas anggaran bantuannya kepada Indonesia senilai 40 persen tahun 2015, demikian pengumuman Menteri Keuangan Australia Joe Hockey di Canberra.

Tahun lalu Indonesia menerima 605,3 juta dolar bantuan dari Australia, dan tahun ini jumlahnya menjadi 366,4 juta dolar atau setara Rp3,8 triliun.

Australia adalah negara kaya di kawasan Indo-Pasifik dengan kontribusi bantuan internasionalnya terbesar kedua setelah Jepang, namun dengan kebijakan anggaran yang baru di bawah pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbott bahwa dana bantuan internasional Australia dipotong demi penghematan.

Pada 2014 Australia memotong semiliar dolar anggaran bantuan internasional Australia dari awalnya lima miliar dolar. Namun demikian, anggaran bantuan Australia melonjak dari sekitar dua miliar dolar pada awal 2000 menjadi lima miliar dolar dua tahun silam.

Dalam tiga tahun mendatang, Australia kembali memangkas anggaran bantuan internasionalnya senilai 3,7 miliar dolar.

Indonesia dalam beberapa tahun ini termasuk penerima dana bantuan Australia dengan jumlah terbanyak dibandingkan negara manapun di dunia.

Selain Indonesia, bantuan Australia kepada negara-negara sub-Sahara Afrika juga diturunkan 70 persen dari yang awalnya senilai 186,9 juta dolar menjadi hanya 93,9 juta dolar.

Australia juga memotong 40 persen bantuan untuk Myanmar, sementara itu negara-negara yang sepakat akan menampung para pencari suaka ke Australia, seperti Kamboja, Nauru, dan Papua Nugini dana bantuannya tidak banyak berubah.

Ketika ditanya pers tentang adanya kaitan pemangkasan bantuan untuk Indonesia dan eksekusi mati dua narapidana narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, Joe Hockey membantahnya dengan berkata, "Saya ingin Anda hilangkan itu dari pikiran Anda. Tidak ada sama sekali."
(Uu.E012)