Flora berdaun satu kandidat spesies Tambora
12 Mei 2015 22:46 WIB
ilustrasi Dua Abad Letusan Tambora Pengunjung mengamati pameran foto gunung berapi dalam acara pemutaran Film Dokumenter dan Diskusi Pendakian Menyongsong Peringatan Dua Abad Letusan Gunung Tambora di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta, Selasa (23/9). (ANTARA FOTO/Teresia May)
Jakarta (ANTARA News) - Peneliti botani pada Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menemukan tumbuhan berdaun satu yang menjadi kandidat spesies flora baru hasil eksplorasi di Gunung Tambora Pulau Sumbawa bersama tim Ekspedisi NKRI 2015.
"Dari flora kemungkinan kuat ada satu spesies baru ditemukan. Tapi kita butuh waktu lagi untuk kaji hasil temuan selama di Tambora, karena masih ada yang lain perlu diidentifikasi," kata peneliti botani pada Pusat Penelitian (Puslit) Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Arif Hidayat di Jakarta, Selasa.
Tumbuhan berdaun satu tersebut, menurut dia, dari Suku Gesneriaceae dari sub family Epithemateae yakni marga Monophyllae. Tumbuhan ini berhasil ditemukan tim peneliti di Hutan Suranadi Umaani di ketinggian 230 mdpl, dan hidup di bebatuan.
Sebelumnya, ia mengatakan peneliti botani LIPI lainnya juga pernah mencatat menemukan satu jenis tumbuhan berdaun satu di Sulawesi dengan tangkai daun sepanjang 10 hingga 25 cm dengan helai daun besar dengan panjang 25 cm dan lebar 20 cm.
Tapi Monophyllaea sp. yang ditemukan di Tambora berbeda karena memiliki helai daun lebih kecil, panjang hanya mencapai empat hingga tujuh centimeter dan lebar hanya tiga hingga lima centimeter dengan tangkai daun pendek, ujar dia.
"Penemuan di Sulawesi hanya menjadi catatan, karena itu penemuan di Tambora punya kesempatan diajukan sebagai spesies baru," lanjutnya.
Tim peneliti botani saat mengeksplorasi Taman Nasional Gunung Tambora dari jalur pendakian Kawinda Toi, ia mengatakan dibagi menjadi tim jelajah dan tim ekologi serta dibantu tim dari Kebun Raya Purwodadi berhasil mengumpulkan 393 spesimen dari sekitar 250 jenis tumbuhan.
Dari 250 jenis tumbuhan tersebut terdiri dari 13 jenis Fungi, delapan jenis Bryophyte, lima jenis Lichen, 56 jenis Pteridophyte, dan 168 jenis Gymnospermae dan Angiospermae. Sedangkan 68 nomor koleksi hidup berhasil dibawa tim Kebun Raya Pwodadi.
Menurut dia, tidak banyak catatan yang dimiliki LIPI terkait koleksi tumbuhan di Gunung Tambora. Hanya empat lembar catatan dari Elbert (1909) dan Zollinger (1952) yang dimiliki sebagai database dan data dari tim kajian potensi Gunung Tambora oleh BKSDA NTB (2013), karena itu tim LIPI sangat tertarik untuk bergabung dalam Ekspedisi NKRI 2015 yang diinisiasi Kopassus ini.
Dengan masih terbatasnya spesimen tumbuhan yang dikoleksi dari Gunung Tambora, Arif mengatakan ekspedisi ini menjadi penting untuk menambah koleksi umum untuk seluruh jenis tumbuhan di area tersebut.
"Dari flora kemungkinan kuat ada satu spesies baru ditemukan. Tapi kita butuh waktu lagi untuk kaji hasil temuan selama di Tambora, karena masih ada yang lain perlu diidentifikasi," kata peneliti botani pada Pusat Penelitian (Puslit) Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Arif Hidayat di Jakarta, Selasa.
Tumbuhan berdaun satu tersebut, menurut dia, dari Suku Gesneriaceae dari sub family Epithemateae yakni marga Monophyllae. Tumbuhan ini berhasil ditemukan tim peneliti di Hutan Suranadi Umaani di ketinggian 230 mdpl, dan hidup di bebatuan.
Sebelumnya, ia mengatakan peneliti botani LIPI lainnya juga pernah mencatat menemukan satu jenis tumbuhan berdaun satu di Sulawesi dengan tangkai daun sepanjang 10 hingga 25 cm dengan helai daun besar dengan panjang 25 cm dan lebar 20 cm.
Tapi Monophyllaea sp. yang ditemukan di Tambora berbeda karena memiliki helai daun lebih kecil, panjang hanya mencapai empat hingga tujuh centimeter dan lebar hanya tiga hingga lima centimeter dengan tangkai daun pendek, ujar dia.
"Penemuan di Sulawesi hanya menjadi catatan, karena itu penemuan di Tambora punya kesempatan diajukan sebagai spesies baru," lanjutnya.
Tim peneliti botani saat mengeksplorasi Taman Nasional Gunung Tambora dari jalur pendakian Kawinda Toi, ia mengatakan dibagi menjadi tim jelajah dan tim ekologi serta dibantu tim dari Kebun Raya Purwodadi berhasil mengumpulkan 393 spesimen dari sekitar 250 jenis tumbuhan.
Dari 250 jenis tumbuhan tersebut terdiri dari 13 jenis Fungi, delapan jenis Bryophyte, lima jenis Lichen, 56 jenis Pteridophyte, dan 168 jenis Gymnospermae dan Angiospermae. Sedangkan 68 nomor koleksi hidup berhasil dibawa tim Kebun Raya Pwodadi.
Menurut dia, tidak banyak catatan yang dimiliki LIPI terkait koleksi tumbuhan di Gunung Tambora. Hanya empat lembar catatan dari Elbert (1909) dan Zollinger (1952) yang dimiliki sebagai database dan data dari tim kajian potensi Gunung Tambora oleh BKSDA NTB (2013), karena itu tim LIPI sangat tertarik untuk bergabung dalam Ekspedisi NKRI 2015 yang diinisiasi Kopassus ini.
Dengan masih terbatasnya spesimen tumbuhan yang dikoleksi dari Gunung Tambora, Arif mengatakan ekspedisi ini menjadi penting untuk menambah koleksi umum untuk seluruh jenis tumbuhan di area tersebut.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: