Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memperingatkan Lion Group untuk meningkatkan ketepatan waktu penerbangan yang selama ini dinilai terlambat (delay).

"Setiap hari ada 300 email ke saya dan saya jawab sendiri, sebagian besar mengeluhkan OTP. Saya harapkan semakin lama semakin baik," kata Jonan dalam sambutannya pada peluncuran kartu anggota penerbang rutin (Batik Air Frequent Flyer) di Jakarta, Senin.

Jonan meskipun tidak ada OTP 100 persen karena faktor teknis, cuaca dan gangguan bandara namun ia menghendaki setiap maskapai mendekati 100 persen, termasuk maskapai Lion Group.

"Kita berusaha OTP-nya kalau bisa mendekati 100 persen. Kalau ada delay itu karena gak bisa dihindari. Lebih baik delay sedikit," katanya.

Dia juga mengingatkan Lion Group untuk tidak mengabaikan faktor keselamatan mengingat beberapa waktu lalu terjadi teror bom di pesawat Batik Air Ambon- Cengkareng dan meledaknya mesin pesawat Lion Air di Bandara Kualanamu, Medan.

"Berharap angkutan penumpang pesawat udara semakin lama, semakin melayani masyarakat. Harga kursi per penumpang akan semakin terjangkau, tapi unsur keselamatan atau safety," katanya.

Jonan juga menyinggung soal jumlah penumpang penerbangan domestik turun sembilan persen yang seharusnya bisa disikapi oleh setiap maskapai dengan meningkatkan kinerja dan pelayanan.

"Jumlah penumpang nasional turun sembilan persen, tapi Garuda Indonesia naik 13 persen, Lion Air seharusnya bisa bersaing dengan Garuda," katanya.

Dia mengatakan akan membangun 15 bandara di daerah terluar, terdalam, perbatasan dan rawan bencana.

Jonan juga akan menambah panjang landasan ancang atau runway, ibu kota provinsi agar bisa didarati pesawat Boeing 737-800, Boeing 737-900 dan Airbus A320, sementara untuk bandara di kecamatan, agar bisa didarati Hercules C130 atau ATR72.

Saat ini terdapat 237 bandara, di antaranya 26 yang dikelola oleh Angkasa Pura I dan II, 42 unit pelayanan teknis (UPT) dan 157 Kemenhub.

Terkait peluncuran Batik Air Frequent Flyer, dia menilai merupakan perbaikan layanan udara di mana setiap segmen masyarakat bisa dilayani, baik penerbangan berbiaya murah (LCC) atau pelayanan lengkap (full service).

"Lompatan yang cukup baik, perbaikan layanan angkutan sehingga setiap segmen masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang sesuai," katanya.