Makassar (ANTARA News) - Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, menegaskan, sinergi dan solidaritas TNI dan Kepolisian Indonesia harus senantiasa dijaga sehingga ego sektoral harus dihilang.

"Tidak ada operasi yang berhasil dijalankan sendiri-sendiri, tetapi harus bersama-sama. Prajurit TNI dan Polri adalah pilar negara dan menjadi tulang punggung, jadi tidak boleh retak sedikit pun," kata Moeldoko, di Makassar, Senin.


Moeldoko, bersama timpalannya, Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Badrotin Haiti, memberi pengarahan kepada 2.039 anggota TNI dan Kepolisian Indonesia, di Markas Batalion Infantri 700/Raider, di Makassar, Sulawesi Selatan.




Ini bagian dari rangkaian safari mereka, ke NTT, Papua, dan Papua Barat. Kunjungan selanjutnya ke Kendari, Sulawesi Tenggara.

Dia menegaskan prajurit TNI dan Kepolisian Indonesia memiliki satu tujuan dan misi, yakni menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal senada dikemukakan Haiti yang menyatakan tugas TNI dan Polri ke depan semakin berat, karena tidak lagi berperan secara fisik, tetapi harus menghadapi perang ideologi, di antaranya paham yang dapat memecah persatuan dan kesatuan di negara ini.

Selain itu, persoalan ekonomi juga menjadi tantangan berat karena dapat mempengaruhi stabilitas nasional.

Potensi konflik sosial semakin rentan terjadi, termasuk di Sulawesi yang potensi konfliknya cukup tinggi.

Namun, kata Haiti, hal itu tidak perlu dirisaukan karena sudah ada instrumen hukum mulai dari undang-undang sampai petunjuk teknisnya.