Empat gempa susulan guncang Nepal, satu orang tewas
11 Mei 2015 12:04 WIB
Warga Dharma Sthali, utara Kathmandu, Nepal, Senin (4/5), melintasi jalan yang masih penuh puing reruntuhan bangunan setelah gempa 7,9 SR mengguncang Nepal pada 25 April 2015. Dharma Sthali merupakan salah satu wilayah yang paling parah terdampak gempa, di mana ratusan bangunan hancur dan puluhan orang belum ditemukan. (ANTARA/Azi Fitriyanti)
Kathmandu (ANTARA News) - Satu orang tewas saat empat gempa susulan mengguncang Nepal pada Ahad (10/5), hari ke-16 sejak gempa dengan kekuatan 7,9 pada Skala Richter mengguncang negara Asia Selatan itu.
Korban, Shankha Bahadur Nagarkoti (72), meninggal saat berlari ke luar rumahnya, sewaktu gempa dengan kekuatan 4,2 pada Skala Richter mengguncang Lalitpur di Lembah Kathmandu pada Ahad siang, kata polisi setempat.
Nagarkoti, yang sedang berbaring di ranjang di dalam rumahnya --yang dindingnya retak setelah gempa kuat pada Sabtu, 25 April-- meningga sebab ia jatuh sewaktu berlari ke luar setelah gempa terjadi, kata seorang juru bicara polisi.
Hingga Ahad, lebih dari 8.000 orang tewas sejak gempa kuat mengguncang negara Himalaya tersebut pada 25 April, dan lebih dari 17.800 orang lagi cedera, demikian statistik pemerintah.
US Geological Survey (USGS) telah menyatakan gempa susulan adalah peristiwa normal setelah gempa kuat, dan diperkirakan akan berlanjut di Nepal, demikian laporan Xinhua. Namun gempa susulan akan berkuran seiring dengan berjalannya waktu.
Sementara itu, satu tim insinyur Selandia Baru akan pergi ke Nepal untuk menilai kerusakan akibat gempa pada 25 April, kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully pada Senin.
"Pemerintah Nepal telah meminta bantuan dari para ahli Selandia Baru untuk melakukan penilaian kerusakan prasarana penting umum, termasuk rumah sakit dan gedung pemerintah," kata McCully di dalam satu pernyataan.
"Empat insinyur Selandia Baru, dengan pengalaman luas dalam masalah gempa, telah rela meluangkan waktu mereka dan sedang dalam perjalanan ke Nepal," katanya.
"Kelompok insinyur ini akan berada di Kathmandu selama satu pekan, dan, selain melakukan penilaian kerusakan, mereka juga akan membantu memastikan apakah rombongan yang lebih banyak --10 sampai 12 insinyur-- diperlukan," katanya.
"Penggelaran paling akhir ini akan berlangsung selama tiga bulan dan akan memusatkan perhatian pada membantu menstabilkan dan mengukuhkan kembali bangunan yang rusak," katanya.
Pemerintah Selandia Baru sudah memberi dua juta dolar Selandia Baru (1,48 juta dolar AS) dalam bentuk bantuan keuangan buat Nepal setelah gempa kuat mengguncang negeri itu.
(C003)
Korban, Shankha Bahadur Nagarkoti (72), meninggal saat berlari ke luar rumahnya, sewaktu gempa dengan kekuatan 4,2 pada Skala Richter mengguncang Lalitpur di Lembah Kathmandu pada Ahad siang, kata polisi setempat.
Nagarkoti, yang sedang berbaring di ranjang di dalam rumahnya --yang dindingnya retak setelah gempa kuat pada Sabtu, 25 April-- meningga sebab ia jatuh sewaktu berlari ke luar setelah gempa terjadi, kata seorang juru bicara polisi.
Hingga Ahad, lebih dari 8.000 orang tewas sejak gempa kuat mengguncang negara Himalaya tersebut pada 25 April, dan lebih dari 17.800 orang lagi cedera, demikian statistik pemerintah.
US Geological Survey (USGS) telah menyatakan gempa susulan adalah peristiwa normal setelah gempa kuat, dan diperkirakan akan berlanjut di Nepal, demikian laporan Xinhua. Namun gempa susulan akan berkuran seiring dengan berjalannya waktu.
Sementara itu, satu tim insinyur Selandia Baru akan pergi ke Nepal untuk menilai kerusakan akibat gempa pada 25 April, kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully pada Senin.
"Pemerintah Nepal telah meminta bantuan dari para ahli Selandia Baru untuk melakukan penilaian kerusakan prasarana penting umum, termasuk rumah sakit dan gedung pemerintah," kata McCully di dalam satu pernyataan.
"Empat insinyur Selandia Baru, dengan pengalaman luas dalam masalah gempa, telah rela meluangkan waktu mereka dan sedang dalam perjalanan ke Nepal," katanya.
"Kelompok insinyur ini akan berada di Kathmandu selama satu pekan, dan, selain melakukan penilaian kerusakan, mereka juga akan membantu memastikan apakah rombongan yang lebih banyak --10 sampai 12 insinyur-- diperlukan," katanya.
"Penggelaran paling akhir ini akan berlangsung selama tiga bulan dan akan memusatkan perhatian pada membantu menstabilkan dan mengukuhkan kembali bangunan yang rusak," katanya.
Pemerintah Selandia Baru sudah memberi dua juta dolar Selandia Baru (1,48 juta dolar AS) dalam bentuk bantuan keuangan buat Nepal setelah gempa kuat mengguncang negeri itu.
(C003)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: