Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat sebesar 24 poin menjadi Rp13.097 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.121 per dolar AS.

"Mata uang rupiah bergerak menguat dengan kecenderungan terbatas bersamaan dengan mata uang lainnya di kawasan Asia," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin.

Menurut Rangga, terbatasnya penguatan rupiah seiring dengan angka pengangguran di Amerika Serikat yang mengalami penurunan serta naiknya tenaga kerja non-pertanian. Data AS itu menguatkan kembali perkiraan The Fed (bank sentral AS) akan menaikkan suku bunganya (Fed fund rate) dalam waktu dekat.

Di sisi lain, lanjut dia, angka cadangan devisa yang menurut saat diumumkan pada pekan lalu, juga menahan laju mata uang rupiah bergerak lebih tinggi.

Dalam data Bank Indonesia, cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2015 tercatat menurun menjadi 110,9 miliar dolar AS, dibandingkan akhir bulan sebelumnya yang sebesar 111,6 miliar dolar AS.

Namun pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan optimisme pelaku pasar uang masih kuat terhadap perekonomian Indonesia menyusul harapan positif terhadap pemerintah yang akan menggencarkan pembangunan infrastruktur pada kuartal II tahun ini.

"Ekspektasi positif itu memberi sentimen bagi mata uang rupiah meski masih cenderung terbatas, diharapkan segera terealisasi karena investor butuh kepastian," kata Rully.