Ratusan imigran asal Myanmar kembali terdampar di Aceh
10 Mei 2015 14:12 WIB
Ratusan pengungsi Rohingya terdampar di Laut Aceh tepatnya di Desa Meunasah Sagoe, Seuneudon, Aceh Utara, Aceh, Minggu (10/5/15). Sebanyak 567 jiwa Etnis Rohingya Myanmar yang meninggalkan negaranya untuk mencari keamanan dengan tujuan Malaysia namun terdampar ke laut Aceh. (ANTARA FOTO/Syifa)
Lhokseumawe, Aceh (ANTARA News)- Ratusan imigran asal negara Myanmar kembali terdampar di perairan wilayah Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Mereka terdampar dikawasan Kecamatan Seunuddon dengan perahu motor yang ditumpangi dari negara asalnya.
Kepada wartawan, salah seorang warga Myanmar yang bisa berbahasa Melayu tersebut, Malik berusia 45 tahun mengatakan, tujuan pelarian dari negaranya sebenarnya menuju ke Malaysia. Namun ditipu oleh tekong perahu dan akhirnya terdampar di perairan Aceh Utara, pada waktu Minggu subuh.
Dari sejumlah keterangan yang dihimpun dari warga, rombongan imigran asal Myanmar tersebut, ditemukan dalam kondisi lemah akibat kekurangan cairan dan makanan. Sehingga harus dichek up kesehatan oleh petugas medis setempat. Bahkan dalam rombongan itu juga terdapat anak-anak.
Informasi yang diperoleh, keberadaan warga Myanmar itu diketahui oleh sejumlah nelayan yang hendak melaut pada subuh hari. Lalu, sejumlah imigran asing itu, dievakuasi oleh nelayan dan warga setempat kesejumlah meunasah (surau) yang ada dikawasan pesisir pantai Kecamatan Senuddon.
Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Amir Hamzah, mengatakan, pihaknya sedang mendata kepastian berapa jumlah imigran tersebut. Namun berdasarkan data sementara yang diperoleh pihaknya dari pihak kecamatan menyebutkan.
Terdapat beberapa tempat penampungan sementara untuk warga asing dimaksud. Diantaranya, di Desa Meunasah Sagoe sebanyak 150 orang, Matang Panyang 25 orang, Meunasah Puntong 80 orang serta ada juga dibeberapa desa lainnya.
"Untuk sementara data yang kita terima dari pihak kecamatan Seunuddon, baru itu. Akan tetapi masih banyak ditempat lain yang belum didata. Begitu juga berapa yang berusia dewasa, ibu-ibu dan juga anak-anak, belum habis didata semuanya dan pihaknya sedang mendata dan memonitar lanjutan terhadap keberadaan imigran asal Myanmar tersebut," ujar Amir.
Kepada wartawan, salah seorang warga Myanmar yang bisa berbahasa Melayu tersebut, Malik berusia 45 tahun mengatakan, tujuan pelarian dari negaranya sebenarnya menuju ke Malaysia. Namun ditipu oleh tekong perahu dan akhirnya terdampar di perairan Aceh Utara, pada waktu Minggu subuh.
Dari sejumlah keterangan yang dihimpun dari warga, rombongan imigran asal Myanmar tersebut, ditemukan dalam kondisi lemah akibat kekurangan cairan dan makanan. Sehingga harus dichek up kesehatan oleh petugas medis setempat. Bahkan dalam rombongan itu juga terdapat anak-anak.
Informasi yang diperoleh, keberadaan warga Myanmar itu diketahui oleh sejumlah nelayan yang hendak melaut pada subuh hari. Lalu, sejumlah imigran asing itu, dievakuasi oleh nelayan dan warga setempat kesejumlah meunasah (surau) yang ada dikawasan pesisir pantai Kecamatan Senuddon.
Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Amir Hamzah, mengatakan, pihaknya sedang mendata kepastian berapa jumlah imigran tersebut. Namun berdasarkan data sementara yang diperoleh pihaknya dari pihak kecamatan menyebutkan.
Terdapat beberapa tempat penampungan sementara untuk warga asing dimaksud. Diantaranya, di Desa Meunasah Sagoe sebanyak 150 orang, Matang Panyang 25 orang, Meunasah Puntong 80 orang serta ada juga dibeberapa desa lainnya.
"Untuk sementara data yang kita terima dari pihak kecamatan Seunuddon, baru itu. Akan tetapi masih banyak ditempat lain yang belum didata. Begitu juga berapa yang berusia dewasa, ibu-ibu dan juga anak-anak, belum habis didata semuanya dan pihaknya sedang mendata dan memonitar lanjutan terhadap keberadaan imigran asal Myanmar tersebut," ujar Amir.
Pewarta: Mukhlis
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: