Lula Kamal: asap dapur bisa sebabkan masalah kesehatan
7 Mei 2015 20:02 WIB
ilustrasi Kurikulum Kuliner Tradisonal Pelajar melakukan praktek memasak di dapur SMK PGRI 2 Kaliwungu, Kudus, Jateng, Senin (19/1). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Jakarta (ANTARA News) - Setiap negara memiliki ciri khas kuliner dan metode memasak masing-masing. Di Indonesia, kebanyakan makanan dimasak dengan proses memasak yang lama dengan bumbu yang berlimpah.
Tapi tahukah Anda, proses memasak yang lama juga berarti akan menghasilkan asap pembakaran yang banyak?
Asap dapur, menurut praktisi kesehatan, dr Lula Kamal, bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan mulai dari kesehatan kulit hingga kanker yang sulit diobati.
"Asap dapur, selain mengeluarkan oksidan seperti gas CO2, SO2, dan NO2, juga mengeluarkan uap minyak yang bisa menempel di kulit sehingga menimbulkan masalah kulit mulai dari jerawat, biang keringat sampai jamur di lipatan kulit," kata Lula di Jakarta, Kamis.
Sementara itu, akumulasi paparan asap dapur yang terus menerus bisa mengakibatkan penyakit yang lebih serius seperti pneumonia, kanker paru-paru dan kanker nasofaring.
Asap dapur yang mengandung gas Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Dioksida (NO2) dan Belerang Dioksida (SO2) bisa memicu kanker jika dihirup terlalu lama pada dapur yang tidak memiliki ventilasi yang cukup.
"Kanker nasofaring biasanya dipicu juga oleh makanan seperti ikan asin yang mengandung nitrosamin. Gejala kanker ini biasa kita abaikan karena hanya batuk, pilek, suara serak dan mimisan ringan yang sering kita anggap lazim terjadi," kata dokter Lula.
Oleh sebab itu, selain memperbaiki sirkulasi udara di dapur, disarankan untuk melakukan cek dokter THT setiap dua atau tiga tahun sekali.
Tapi tahukah Anda, proses memasak yang lama juga berarti akan menghasilkan asap pembakaran yang banyak?
Asap dapur, menurut praktisi kesehatan, dr Lula Kamal, bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan mulai dari kesehatan kulit hingga kanker yang sulit diobati.
"Asap dapur, selain mengeluarkan oksidan seperti gas CO2, SO2, dan NO2, juga mengeluarkan uap minyak yang bisa menempel di kulit sehingga menimbulkan masalah kulit mulai dari jerawat, biang keringat sampai jamur di lipatan kulit," kata Lula di Jakarta, Kamis.
Sementara itu, akumulasi paparan asap dapur yang terus menerus bisa mengakibatkan penyakit yang lebih serius seperti pneumonia, kanker paru-paru dan kanker nasofaring.
Asap dapur yang mengandung gas Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Dioksida (NO2) dan Belerang Dioksida (SO2) bisa memicu kanker jika dihirup terlalu lama pada dapur yang tidak memiliki ventilasi yang cukup.
"Kanker nasofaring biasanya dipicu juga oleh makanan seperti ikan asin yang mengandung nitrosamin. Gejala kanker ini biasa kita abaikan karena hanya batuk, pilek, suara serak dan mimisan ringan yang sering kita anggap lazim terjadi," kata dokter Lula.
Oleh sebab itu, selain memperbaiki sirkulasi udara di dapur, disarankan untuk melakukan cek dokter THT setiap dua atau tiga tahun sekali.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: