Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri memperkirakan masih ada sekitar 1.194 warga negara Indonesia (WNI) di beberapa wilayah Yaman yang saat ini sedang bergejolak.

Namun sebagian besar WNI berada di daerah yang relatif lebih aman.

"Masih ada 1.194 WNI yang masih di Yaman. Namun, kami perkirakan ada sekitar 250 orang yang masih belum terdata. Mereka ini adalah yang belum sempat melaporkan diri," kata Duta Besar Indonesia untuk Yaman Wajid Fauzi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, sebagian besar WNI yang masih ada di Yaman berada di daerah yang realtif lebih aman, seperti Tarim dan Al Mukalla.

Namun, kata dia, bila situasi keamanan di kedua wilayah di Yaman itu semakin memburuk, evakuasi akan kembali dilakukan.

"Saya perkirakan akan ada evakuasi bila situasi di Tarim dan Al Mukalla sudah tidak aman," ungkap dia.

Wajid juga mengatakan, apabila situasi keamanan di Yaman semakin buruk dan para WNI yang masih berada di sana ingin keluar dari sana, maka evakuasi akan dilakukan melalui wilayah perbatasan.

"Evakuasi terhadap mereka (WNI) yang masih di sana (Yaman), bila ingin keluar, kita jemput di perbatasan," kata Dubes RI untuk Yaman itu.

Dia menyebutkan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yaman masih beroperasi, tetapi tempat utama kegiatan dipindahkan ke Al Hudaida setelah gedung KBRI di Sanaa rusak akibat terkena serangan bom.

"KBRI di Yaman masih beroperasi tetapi dikendalikan dari luar Sanaa. KBRI pindah kendali ke wilayah yang lebih aman di Yaman, yaitu di Al Hudaida," ujar dia.

Dengan situasi keamanan yang tidak menentu di Yaman, Wajid mengaku tidak ada yang dapat menjamin keamanan atau keselamatan dari warga sipil yang berada di negara itu, baik warga asing maupun warga Yaman sendiri.

"Tidak ada yang bisa memberi jaminan keamanan pada saat seperti ini," kata dia.



(T.Y012/