Polisi selidiki longsor di Pangalengan
7 Mei 2015 05:41 WIB
Sebuah alat berat mengevakuasi material longsor di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/5). Pada hari kedua pencarian, korban tewas yang telah ditemukan berjumlah empat orang dan diperkirakan sebanyak 9 orang korban masih tertimbun dan belum bisa diangkat akibat minimnya alat berat di lokasi longsor. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Bandung (ANTARA News) - Kepolisian Resor Bandung menyelidiki dengan mengumpulkan saksi-saksi untuk dimintai keterangan terkait bencana tanah longsor di Cibitung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
"Sekarang masih proses pemeriksaan saksi-saksi warga," kata Kepala Polres Bandung AKBP Erwin Kurniawan di Bandung, Rabu.
Ia mengatakan, sambil proses mengumpulkan keterangan saksi, jajarannya terlebih dahulu membantu evakuasi dan pencarian korban bencana longsor.
"Sekarang kita proses evakuasi dulu, mem-backup petugas BPBD untuk melakukan proses pencarian warga yang dikabarkan tertimbun," katanya.
Ia mengungkapkan, hasil keterangan sementara sejumlah warga ada yang menyebutkan bencana tanah longsor itu disertai dengan suara ledakan pipa energi Geothermal milik perusahaan Star Energy.
"Saksi ada yang menyatakan ledakan pipa, ada juga yang bilang longsor kemudian meledak," kata Kapolres.
Keterangan saksi itu, kata Kapolres perlu didalami untuk mengetahui penyebab pastinya bencana longsor tersebut.
Kepolisian juga berencana akan memeriksa pihak perusahaan panas bumi tersebut untuk dimintai keterangannya.
"Tentunya nanti (pemeriksaan) berjalan untuk dari geothermalnya, sekarang dari masyarakat, saksi-saksi dulu," katanya.
Sebelumnya, bencana longsor diduga akibat meledaknya pipa panas bumi milik Star Energi Geothermal itu terjadi di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Selasa, sekitar pukul 14.40 WIB.
Akibatnya empat warga sekitar tewas, delapan orang dilaporkan tertimbun longsoran tanah.
Bencana itu menimbulkan kerugian materi yakni merusak permukiman warga.
Selain itu, 55 Kepala Keluarga mengungsi karena rumahnya terkena dampak dan terancam bencana longsor.
"Yang meninggal empat orang, belum ditemukan delapan orang, kemungkinan itu bisa berkuurang atau bertambah," katanya.
"Sekarang masih proses pemeriksaan saksi-saksi warga," kata Kepala Polres Bandung AKBP Erwin Kurniawan di Bandung, Rabu.
Ia mengatakan, sambil proses mengumpulkan keterangan saksi, jajarannya terlebih dahulu membantu evakuasi dan pencarian korban bencana longsor.
"Sekarang kita proses evakuasi dulu, mem-backup petugas BPBD untuk melakukan proses pencarian warga yang dikabarkan tertimbun," katanya.
Ia mengungkapkan, hasil keterangan sementara sejumlah warga ada yang menyebutkan bencana tanah longsor itu disertai dengan suara ledakan pipa energi Geothermal milik perusahaan Star Energy.
"Saksi ada yang menyatakan ledakan pipa, ada juga yang bilang longsor kemudian meledak," kata Kapolres.
Keterangan saksi itu, kata Kapolres perlu didalami untuk mengetahui penyebab pastinya bencana longsor tersebut.
Kepolisian juga berencana akan memeriksa pihak perusahaan panas bumi tersebut untuk dimintai keterangannya.
"Tentunya nanti (pemeriksaan) berjalan untuk dari geothermalnya, sekarang dari masyarakat, saksi-saksi dulu," katanya.
Sebelumnya, bencana longsor diduga akibat meledaknya pipa panas bumi milik Star Energi Geothermal itu terjadi di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Selasa, sekitar pukul 14.40 WIB.
Akibatnya empat warga sekitar tewas, delapan orang dilaporkan tertimbun longsoran tanah.
Bencana itu menimbulkan kerugian materi yakni merusak permukiman warga.
Selain itu, 55 Kepala Keluarga mengungsi karena rumahnya terkena dampak dan terancam bencana longsor.
"Yang meninggal empat orang, belum ditemukan delapan orang, kemungkinan itu bisa berkuurang atau bertambah," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: