Bandarlampung (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meresmikan trayek tetap dan teratur jalur tol laut Pelabuhan Panjang Bandarlampung ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pulang pergi, di Pelabuhan Panjang, Rabu petang, ditandai dengan operasional kapal ro-ro yang melayani pelayaran ini.

Trayek tetap dari Pelabuhan Panjang-Tanjung Perak ini menggunakan Kapal Motor Penumpang (KMP) Mutiara Persada III sebagai kapal angkut kendaraan dan orang, dengan kecepatan maksimal 16 knot.

Kapal ini memiliki panjang 151 meter, dan dapat menampung 200 unit truk ukuran sedang. Pelayaran Bandarlampung-Surabaya ditempuh selama sekitar 29 jam.

Menurut Menhub Jonan, dengan memanfaatkan jalur pelayaran tol laut ini, distribusi barang antarpulau dapat dihemat biayanya dan waktu lebih cepat, sehingga waktu tempuh Bandarlampung-Surabaya bisa dihemat hingga 74 persen dari waktu normal yang mencapai empat hari perjalanan.

Begitupula biaya operasional truk pengangkut barang dapat ditekan hingga 55 persen lebih murah dibandingkan menggunakan perjalanan darat.

Kapal ro-ro (roll on roll off) yang melayani trayek tetap pelayaran Pelabuhan Panjang-Tanjung Perak itu, akan beroperasi setiap tiga hari satu kali perjalanan. Ke depan akan ditambah lagi satu unit kapal pada jalur pelayaran ini, sehingga pengangkutan bisa lebih banyak dilakukan.

Adapun tarif jasa pelayaran, dibuat bervariasi dengan kisaran antara Rp3,5 juta hingga Rp10 juta untuk setiap kendaraan pengangkut barang tergantung panjang dan berat beban kendaraannya. Sedangkan tarif penumpang manusia berkisar Rp250 ribu hingga Rp500 ribu per penumpang.

Menurut Menhub, pengelolaan kapal pada jalur tol laut ini sepenuhnya dijalankan oleh pihak swasta, yaitu PT Atosim Lampung.

Diharapkan sistem moda angkutan laut Short Sea Shiping ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa dan Sumatera, serta dapat menurunkan beban kendaraan yang melalui jalur darat dari Lampung.

Menhub menegaskan bahwa cara baru transporati melalui laut ini merupakan tol laut yang pertama beroperasi di Indonesia.

Jonan mengingatkan tantangan paling besar melaksanakan program tol laut ini adalah masalah jadwal pelayaran yang harus semakin sering dan cepat dibandingkan jalur darat, sehingga pengelolaannya harus memperhatikan pengaturan jadwal penyeberangannya.

Kapal ro-ro ini memiliki restoran/kantin serta sejumlah fasilitas lainnya bagi para penumpang untuk memberikan kenyamanan selama dalam pelayaran.