Bekasi butuh anggaran meubeler sekolah Rp92 miliar
5 Mei 2015 01:13 WIB
Ilustrasi. Seorang perajin menyelesaikan pembuatan meja dan bangku sekolah di kolong jembatan Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Senin (9/9). Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyatakan 55,2 juta UKM saat ini mewakili lebih dari 90 persen bisnis di Indonesia dan memberikan Konstribusi sebesar 57 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
Bekasi (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, membutuhkan anggaran hingga Rp92 miliar untuk memenuhi kebutuhan meubeler di sejumlah sekolah yang saat ini masih kekurangan.
"Kebutuhan meubeler itu paling banyak untuk sekolah dasar (SD) karena memang jumlah sekolahnya paling banyak," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Rudi Sabarudin di Bekasi, Senin.
Menurut dia, kebutuhan anggaran itu belum dapat ditutupi pihaknya pada 2015 karena anggaran yang masih sangat terbatas.
"Pada 2015 ini kita hanya mengalokasikan Rp18 miliar. Jumlah itu masih sangat terbatas," katanya.
Dia berharap pihak sekolah dapat bersabar untuk menanti kebutuhan meubeler itu bisa dipenuhi pihaknya secara menyeluruh.
Dia juga meminta agar pihak sekolah memiliki kreativitas dalam memenuhi kebutuhan meubeler tersebut.
"Misalnya bisa dengan cara dikanibal antara kursi atau meja yang rusak pada bagian-bagian yang sekiranya masih bisa berfungsi, seperti sandaran atau dudukannya," ujarnya.
Kepala Bidang Bina Program Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Agus Enap menambahkan, ratusan ruang kelas di sekolah negeri di Kota Bekasi, dari tingkat SD hingga SMA/SMK masih kekurangan sarana meubeler sebagai pendukung proses pembelajaran.
"Totalnya ada sekitar 912 ruang kelas yang butuh meubeler," katanya.
Menurut dia, satu lokal membutuhkan anggaran sekitar Rp70 juta untuk pengadaan kursi dan meja.
"Kurangnya sarana meubeler itu karena adanya penambahan ruang kelas baru maupun faktor kerusakan meubeler yang sudah ada akibat usia," katanya.
"Kebutuhan meubeler itu paling banyak untuk sekolah dasar (SD) karena memang jumlah sekolahnya paling banyak," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Rudi Sabarudin di Bekasi, Senin.
Menurut dia, kebutuhan anggaran itu belum dapat ditutupi pihaknya pada 2015 karena anggaran yang masih sangat terbatas.
"Pada 2015 ini kita hanya mengalokasikan Rp18 miliar. Jumlah itu masih sangat terbatas," katanya.
Dia berharap pihak sekolah dapat bersabar untuk menanti kebutuhan meubeler itu bisa dipenuhi pihaknya secara menyeluruh.
Dia juga meminta agar pihak sekolah memiliki kreativitas dalam memenuhi kebutuhan meubeler tersebut.
"Misalnya bisa dengan cara dikanibal antara kursi atau meja yang rusak pada bagian-bagian yang sekiranya masih bisa berfungsi, seperti sandaran atau dudukannya," ujarnya.
Kepala Bidang Bina Program Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Agus Enap menambahkan, ratusan ruang kelas di sekolah negeri di Kota Bekasi, dari tingkat SD hingga SMA/SMK masih kekurangan sarana meubeler sebagai pendukung proses pembelajaran.
"Totalnya ada sekitar 912 ruang kelas yang butuh meubeler," katanya.
Menurut dia, satu lokal membutuhkan anggaran sekitar Rp70 juta untuk pengadaan kursi dan meja.
"Kurangnya sarana meubeler itu karena adanya penambahan ruang kelas baru maupun faktor kerusakan meubeler yang sudah ada akibat usia," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: