Cilacap (ANTARA News) - Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap memprakirakan bahwa wilayah Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap dan sekitarnya berpeluang terjadi hujan ekstrem pada bulan Mei 2015.

"Secara umum, curah hujan pada bulan Mei di Cilacap diprakirakan berkisar 100-200 milimeter, artinya masih ada hujan dengan intensitas ringan hingga sedang," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Senin.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa hujan ekstrem dengan curah di atas 100 milimeter per hari atau lebih dari 20 milimeter per jam berpeluang terjadi di Cilacap pada bulan Mei.

Menurut dia, hujan ekstrem yang terjadi pada bulan Mei oleh masyarakat sering kali disebut sebagai hujan penghabisan atau hujan lebat terakhir yang menandai peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau.

"Kalau di Cilacap, setiap bulan Mei terjadi hujan ekstrem atau hujan penghabisan tapi tahun kemarin tidak terjadi," jelasnya.

Lebih lanjut, dia memprakirakan wilayah Jateng selatan seperti Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam beberapa hari ke depan berpeluang terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang akibat adanya daerah pusat tekanan rendah di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah.

Meskipun kekuatan daerah pusat tekanan rendah tersebut melemah sehingga potensi terjadinya hujan berkurang, dia mengatakan bahwa tinggi gelombang di perairan selatan Jateng dan DIY berpotensi meningkat dalam beberapa hari ke depan.

"Tinggi gelombang maksimum di perairan selatan Jateng-DIY esok hari (Selasa, red.) diprakirakan berkisar 2-3,5 meter, lusa diprakirakan bisa mencapai 4 meter. Kami akan terus memantau perkembangannya, jika memang ada peningkatan, kami akan keluarkan peringatan dini gelombang tinggi," katanya.

Terkait prakiraan awal musim kemarau, Teguh mengatakan bahwa berdasarkan pantauan citra satelit, awal musim kemarau untuk wilayah Jateng selatan dan sebagian wilayah tengah seperti Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara diprakirakan pada bulan Juni.

Akan tetapi untuk wilayah pantai utara seperti Brebes dan sekitarnya, kata dia, awal musim kemarau diprakirakan berlangsung pada dasarian (10 hari, red.) ketiga bulan Mei.