Kathmandu (ANTARA News) - Kemungkinan wabah penyakit merebak "tinggi" sementara risiko penyakit pencernaan "sangat tinggi" di daerah-daerah yang diguncang gempa di Nepal menurut laporan evaluasi mengenai risiko kesehatan masyarakat Nepal dari tim medis pemerintah Tiongkok, Sabtu (2/5).
Para ahli Tionghoa telah memeriksa 51
zat pada air minum; risiko wabah penyakit seperti tipus, influenza dan
malaria, serta keracunan makanan di Nepal sesuai dengan standard
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang akan memandu pengendalian wabah di daerah terdampak gempa, kata ketua tim Lu Lin kepada kantor berita Xinhua.
Wakil Ketua Zhang Rong mengkhawatirkan tingginya risiko penyebaran penyakit di daerah-daerah yang diguncang gempa di Nepal.
Dia mengatakan bahwa Nepal belum punya mekanisme pelaporan situasi wabah sehingga sulit untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi epidemi.
Namun skema pemantauan kesehatan dan epidemi pasca-gempa yang dibuat oleh tim medis Tiongkok dan Kementerian Kesehatan, Departemen Medis Militer dan Komite Penelitian Kebersihan Nepal akan diterapkan pada Sabtu.
Zhang mengatakan para ahli Tiongkok sudah melatih personel medis setempat. Lebih dari 600 personel medis Nepal telah mendapat latihan untuk bergabung dalam upaya pengendalian wabah di daerah-daerah yang diguncang gempa.
Tim medis Tiongkok tiba di Ibu Kota Nepal, Kathmandu, Rabu (29/4).
Kelompok dengan 59 anggota tersebut meliputi ahli kesehatan masyarakat, penyakit menular, traumatologi, ortopedi dan perawatan darurat, dan semuanya berasal dari Provinsi Yunnan. Lebih dari 85 persen anggota tim berpengalaman memberikan bantuan pada korban gempa bumi.
Tim Tiongkok itu telah menuntaskan upaya pencegahan wabah di dua kamp, 59 tenda, 30 tempat pembuangan sampah dan sembilan lokasi bangunan ambruk hingga Jumat (1/5). (Uu.C003)
Nepal hadapi risiko wabah penyakit
3 Mei 2015 09:11 WIB
Seorang anak dan korban gempa lainnya mengantre untuk mengisi air di dekat tempat pengungsian di Kathmandu, Nepal, Selasa (28/4). (REUTERS/Navesh Chitrakar)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: