Pakar: keistimewaan Yogyakarta perlu ditonjolkan melalui pariwisata
2 Mei 2015 03:46 WIB
ilustrasi--Sejumlah wisatawan mancanegara menyaksikan seorang penari menari tari klasik di Kraton Yogyakarta, Kamis (8/1). Pertujukan tarian klasik di dalam Kraton Yogyakarta masih menjadi favorit wisatawan, dipertunjukan tiap Kamis, satu kali tampilan dan pada Minggu, sehari empat kali penampilan. (ANTARA FOTO/Regina Safri)
Yogyakarta (ANTARA News) - Keistimewaan yang dimiliki Yogyakarta perlu lebih ditonjolkan melalui penyajian konsep pariwisata yang istimewa, sehingga dapat secara langsung dirasakan wisatawan, kata seorang peneliti.
"Melalui pariwisata yang istimewa, citra keistimewaan Yogyakarta semakin dipertegas," kata peneliti dari Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM) Djanianton Damanik di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, keistimewaan dalam konteks pariwisata hingga saat ini belum banyak ditemukan dalam pelayanan terhadap wisatawan di setiap destinasi wisata di DIY.
Ia mencontohkan keistimewaan konsep wisata misalnya dapat ditunjukkan dengan menonjolkan keramahan bagi setiap wisatawan tanpa membeda-bedakan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, serta wisatawan normal maupun penyandang disabilitas.
"Keramahan bagi disabilitas dapat diwujudkan, misalnya dengan memberikan tombol sinyal penyeberangan bagi tuna netra di lokasi-lokasi lampu pengatur lalu-lintas," kata Djanianton.
Selain itu, menurut dia, nilai keistimewaan yang dimiliki Yogyakarta juga dapat dimunculkan, misalnya dengan menyajikan pelayanan atau panduan wisata dengan menggunakan bahasa yang disisipi idiom atau artikulasi bahasa yang khas Yogyakarta.
"Karena setiap wisatawan yang datang memang betul-betul ingin merasakan suasana asli Yogyakarta, bukan suasana lainnya," katanya.
Untuk memunculkan konsep tersebut, menurut dia, para pemangku kepentingan di DIY perlu menempuh upaya kreatif dalam rangka memperkuat aspek keistimewaan Yogyakarta.
"Melalui pariwisata yang istimewa, citra keistimewaan Yogyakarta semakin dipertegas," kata peneliti dari Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM) Djanianton Damanik di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, keistimewaan dalam konteks pariwisata hingga saat ini belum banyak ditemukan dalam pelayanan terhadap wisatawan di setiap destinasi wisata di DIY.
Ia mencontohkan keistimewaan konsep wisata misalnya dapat ditunjukkan dengan menonjolkan keramahan bagi setiap wisatawan tanpa membeda-bedakan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, serta wisatawan normal maupun penyandang disabilitas.
"Keramahan bagi disabilitas dapat diwujudkan, misalnya dengan memberikan tombol sinyal penyeberangan bagi tuna netra di lokasi-lokasi lampu pengatur lalu-lintas," kata Djanianton.
Selain itu, menurut dia, nilai keistimewaan yang dimiliki Yogyakarta juga dapat dimunculkan, misalnya dengan menyajikan pelayanan atau panduan wisata dengan menggunakan bahasa yang disisipi idiom atau artikulasi bahasa yang khas Yogyakarta.
"Karena setiap wisatawan yang datang memang betul-betul ingin merasakan suasana asli Yogyakarta, bukan suasana lainnya," katanya.
Untuk memunculkan konsep tersebut, menurut dia, para pemangku kepentingan di DIY perlu menempuh upaya kreatif dalam rangka memperkuat aspek keistimewaan Yogyakarta.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: