Pimpinan MPR dukung keinginan buruh masuk politik
1 Mei 2015 21:59 WIB
Hari Buruh Internasional Pengunjukrasa dari berbagai elemen buruh melakukan longmarch ketika mengikuti aksi memperingati Hari Buruh Internasional menuju Depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/5/15). Aksi yang diikuti ratusan ribu buruh itu mendesak pemerintah lebih memperhatikan hak buruh serta menyelesaikan berbagai permasalahan buruh. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A) ()
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mendukung keinginan dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) untuk masuk ke dunia politik dan mengatakan itu langkah yang bagus untuk menghilangkan stigma negatif gerakan buruh.
"Presiden KSPI Said Iqbal tadi menyampaikan bahwa mereka akan memasuki langkah baru yaitu go politik. Itu saya katakan langkah yang bagus karena bisa menghilangkan stigma negatif dari gerakan buruh," kata Hidayat setelah acara Mayday Fiesta di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat.
Stigma negatif tersebut, kata Hidayat karena sebagian orang menilai gerakan buruh menimbulkan anarki, sabotase dan tidak menghadirkan keamanan, sehingga jika gerakan buruh diarahkan ke jalur politik hal tersebut merupakan jaminan dari kaum pekerja tersebut.
"Karena jika kita pilih jalur politik maka mau tidak mau, kita harus melakukan gerakan melalui jalur politik juga dengan keharusan menghormati hukum, menghormati perjuangan orang lain, mau mendengar, berdialog, berkomunikasi, tidak memaksakan kehendak," katanya.
Lebih lanjut, kata Hidayat, jika jalur politik tersebut dilakukan maka ada anggapan bahwa keberadaan gerakan buruh ini justru untuk membuat negara ke arah lebih baik. "Juga untuk merealisasikan tuntutan mereka, yaitu kesejahteraan yang sesungguhnya merupakan kewajiban negara dengan cara yang lebih demokratis," ujarnya.
Terkait wacana pendirian partai politik berlandaskan pergerakan buruh, Hidayat mengatakan itu sah saja dan hak kaum pekerja tersebut.
"Ya itu hak mereka, di luar Indonesia banyak buruh bikin partai dan sukses. Jadi monggo saja," ujarnya.
Kendati demikian, Hidayat mengingatkan jika buruh ingin masuk ke politik maka harus siap mempelajari berpolitik dan berperilaku secara politik secara profesional dan menguasai masalah. "Sehingga hasilnya akan positif dan tujuan mereka tercapai," katanya menambahkan.
"Presiden KSPI Said Iqbal tadi menyampaikan bahwa mereka akan memasuki langkah baru yaitu go politik. Itu saya katakan langkah yang bagus karena bisa menghilangkan stigma negatif dari gerakan buruh," kata Hidayat setelah acara Mayday Fiesta di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat.
Stigma negatif tersebut, kata Hidayat karena sebagian orang menilai gerakan buruh menimbulkan anarki, sabotase dan tidak menghadirkan keamanan, sehingga jika gerakan buruh diarahkan ke jalur politik hal tersebut merupakan jaminan dari kaum pekerja tersebut.
"Karena jika kita pilih jalur politik maka mau tidak mau, kita harus melakukan gerakan melalui jalur politik juga dengan keharusan menghormati hukum, menghormati perjuangan orang lain, mau mendengar, berdialog, berkomunikasi, tidak memaksakan kehendak," katanya.
Lebih lanjut, kata Hidayat, jika jalur politik tersebut dilakukan maka ada anggapan bahwa keberadaan gerakan buruh ini justru untuk membuat negara ke arah lebih baik. "Juga untuk merealisasikan tuntutan mereka, yaitu kesejahteraan yang sesungguhnya merupakan kewajiban negara dengan cara yang lebih demokratis," ujarnya.
Terkait wacana pendirian partai politik berlandaskan pergerakan buruh, Hidayat mengatakan itu sah saja dan hak kaum pekerja tersebut.
"Ya itu hak mereka, di luar Indonesia banyak buruh bikin partai dan sukses. Jadi monggo saja," ujarnya.
Kendati demikian, Hidayat mengingatkan jika buruh ingin masuk ke politik maka harus siap mempelajari berpolitik dan berperilaku secara politik secara profesional dan menguasai masalah. "Sehingga hasilnya akan positif dan tujuan mereka tercapai," katanya menambahkan.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: