Jakarta (ANTARA News) - Ganda campuran pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani tumbang dalam pertandingan putaran kedua turnamen Selandia Baru Terbuka 2015 yang berlangsung di Auckland, Selandia Baru, Kamis, akibat faktor nonteknis.
"Sudah tiga pertandingan ini Ronald/Melati tidak dapat bermain maksimal. Ada faktor non-teknis yang harus dibenahi," kata pelatih ganda campuran PBSI Nova Widianto dalam pesan singkat yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.
Dalam putaran kedua, Ronald/Melati kalah dari pasangan Taiwan Lu Ching Yao/Cheng Wen Hsing dengan skor 14-21, 12-21 selama 26 menit.
"Sebenarnya kekuatan lawan juga cukup imbang. Hanya, pemain perempuannya lebih senior sehingga lebih banyak pengalaman. Tapi, Ronald/Melati banyak melakukan kesalahan sendiri dan tidak tampil penuh," kata Nova.
Nova mengatakan persoalan nonteknis yang dihadapi pasangan Ronald/Melati adalah komunikasi dan kepercayaan diri yang turun.
Ganda campuran pelatnas lainnya Riky Widianto/Richi Puspita Dili sukses melangkah ke perempat final turnamen tingkat grand prix gold itu setelah menyingkirkan wakil Australia Matthew Chau/Gronya Somerville dalam putaran kedua.
Riky/Richi kalahkan Matthew/Gronya dalam pertandingan yang berlangsung selama 20 menit dengan skor 21-10, 21-10.
Pasangan Indonesia yang menempati peringkat 10 dunia itu akan menghadapi pasangan Singapura Chayut Triyachart/Sinta Mulia Sari dalam putaran perempat final yang berlangsung Jumat.
"Untuk Riky/Richi, mereka mempunyai peluang besar dalam pertandingan besok. Tapi, mereka tetap tidak boleh lengah karena pasangan Singapura itu juga punya kemampuan yang lumayan kuat," kata Nova.
Selain Riky/Richi, empat pasangan ganda campuran Indonesia juga masuk putaran perempat final. Mereka adalah Fran Kurniawan/Komala Dewi, Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadeth, dan Andrei Adistia/Vita Marissa.
Ronald/Melati tumbang akibat faktor nonteknis
30 April 2015 17:22 WIB
Pelatih ganda campuran Nova Widianto (FOTO ANTARA/Maha Eka Swasta)
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: