New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia diperdagangkan bervariasi pada Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah kenaikan tajam di sesi sebelumnya, karena pedagang mempertimbangan kelebihan persediaan AS dan kerusuhan Yaman di Timur Tengah yang kaya minyak.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, turun 59 sen menjadi ditutup pada 57,15 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan global, naik 43 sen menjadi menetap di 65,28 dolar AS di perdagangan London.

Pada Kamis, WTI telah menguat 1,58 dolar AS dan Brent naik 2,12 dolar AS.

"Kompleks minyak global sedang menyeimbangkan posisi mereka menjelang akhir pekan, dengan para pedagang cenderung untuk menjual minyak mentah WTI karena pasar AS telah melihat akumulasi stok berkelanjutan," kata Tim Evans dari Citi Futures.

Persediaan minyak mentah AS naik pekan lalu menjadi 489 juta barel, rekor untuk kali tahun ini, sementara produksi turun sedikit. Data yang dirilis pada Jumat oleh Baker Hughes menunjukkan jumlah rig minyak AS turun 31 rig menjadi 703 rig pekan ini, turun dari 1.534 rig setahun lalu.

Evans mengatakan bahwa pedagang sedang berputar di antara pasar-pasar dalam upaya mengoptimalkan keuntungan pada posisi jangka panjang, "tetapi tampak tidak mau mempertimbangkan bahwa pasar keseluruhan secara fundamental masih lemah, dan rentan terhadap pelemahan harga yang lebih luas."

Phil Flynn dari Price Futures Group mengatakan bahwa pasar sedang memperhatikan faktor risiko geopolitik "seperti berlanjutnya pemboman di Yaman."

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi terus melakukan serangan udara terhadap pemberontak di Yaman yang didukung Iran pada Jumat. Sementara itu, para pejabat AS mengatakan bahwa konvoi angkatan laut Iran yang dicurigai membawa senjata untuk pemberontak Syiah di Yaman telah berbalik arah. Tetapi, salah satu dari mereka mengatakan, mungkin kapal Iran "bisa berbelok ke Yaman kapan saja."

Ketegangan "bisa berarti konfrontasi yang bisa membuatnya berbahaya selama akhir pekan ini," kata Flynn.

Yaman bukan negara penghasil minyak utama, tetapi pantainya yang membentuk satu sisi Selat Bab el-Mandeb, merupakan pintu masuk strategis penting ke Laut Merah yang mengirimkan sekitar 4,7 juta barel minyak setiap hari di kapal-kapal menuju ke atau dari Terusan Suez.

(Uu.A026)