Jokowi, Xi Jinping, Mswati III tandatangani Bandung Message
24 April 2015 11:09 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) dan Raja Swaziland Mswati III (kiri) menyaksikan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping (kanan) menandatangani dokumen Bandung Message dalam acara Peringatan Ke-60 Tahun Konferensi Asia Afrika Tahun 2015 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4). (ANTARA FOTO/aacc2015/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Raja Swaziland Mswati III telah menandatangani dokumen Bandung Message 2015 secara simbolik di Gedung Merdeka, Bandung, Jumat.
Penandatanganan Bandung Message 2015 dilakukan berurutan dari Presiden Xi Jinping sebagai wakil Asia, dilanjutkan Raja Mswati III sebagai wakil Afrika dan terakhir oleh Presiden Jokowi sebagai tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta dan Bandung 19-24 April.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan pemilihan kedua negara tersebut didasari beberapa pertimbangan untuk mewakili Asia dan Afrika.
Tiongkok menjadi wakil Asia karena merupakan negara besar dan telah tumbuh menjadi negara maju.
Sementara Swaziland menjadi wakil Afrika karena termasuk negara yang stabil di benua tersebut.
Menurut Juru Bicara KAA dan juga Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Yuri Thamrin, Bandung Message 2015 merupakan dokumen yang berisi visi negara-negara Asia-Afrika yang ingin dicapai, di dalamnya juga terdapat deklarasi tentang Bandung sebagai kota Hak Asasi Manusia.
Selain Bandung Message, KAA ke-60 juga akan mendeklarasikan dokumen Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) yang berisi kerangka kerja implementasi dan tindak lanjut Bandung Message.
Dokumen ketiga adalah Deklarasi Palestina yang berisi delapan poin yakni menyampaikan dukungan kepada Palestina untuk meraih kemerdekaan, rasa hormat atas perjuangan dan ketabahan Palestina, mendorong solusi dua negara, mengutuk perlakuan Israel sebagai penjajah dan mengutuk serangan Israel.
Deklarasi itu juga mendorong rekonstruksi Gaza, mendorong realisasi aplikasi Palestina sebagai anggota PBB, dan mendorong negara-negara di Asia-Afrika yang belum mengakui Palestina sebagai negara untuk segera melakukannya.
Penandatanganan Bandung Message 2015 dilakukan berurutan dari Presiden Xi Jinping sebagai wakil Asia, dilanjutkan Raja Mswati III sebagai wakil Afrika dan terakhir oleh Presiden Jokowi sebagai tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta dan Bandung 19-24 April.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan pemilihan kedua negara tersebut didasari beberapa pertimbangan untuk mewakili Asia dan Afrika.
Tiongkok menjadi wakil Asia karena merupakan negara besar dan telah tumbuh menjadi negara maju.
Sementara Swaziland menjadi wakil Afrika karena termasuk negara yang stabil di benua tersebut.
Menurut Juru Bicara KAA dan juga Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Yuri Thamrin, Bandung Message 2015 merupakan dokumen yang berisi visi negara-negara Asia-Afrika yang ingin dicapai, di dalamnya juga terdapat deklarasi tentang Bandung sebagai kota Hak Asasi Manusia.
Selain Bandung Message, KAA ke-60 juga akan mendeklarasikan dokumen Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) yang berisi kerangka kerja implementasi dan tindak lanjut Bandung Message.
Dokumen ketiga adalah Deklarasi Palestina yang berisi delapan poin yakni menyampaikan dukungan kepada Palestina untuk meraih kemerdekaan, rasa hormat atas perjuangan dan ketabahan Palestina, mendorong solusi dua negara, mengutuk perlakuan Israel sebagai penjajah dan mengutuk serangan Israel.
Deklarasi itu juga mendorong rekonstruksi Gaza, mendorong realisasi aplikasi Palestina sebagai anggota PBB, dan mendorong negara-negara di Asia-Afrika yang belum mengakui Palestina sebagai negara untuk segera melakukannya.
Pewarta: A Fitriyanti
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: