Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan bahwa penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) oleh DPR RI dan parlemen Vanuatu adalah untuk kerja sama mengantisipasi kemungkinan gangguan di Laut Pasifik.

"Pulau-pulau yang ada di Laut Pasifik harus diamankan sebagai sahabat karena banyak yang menggganggu Indonesia dari situ, salah satunya dari Vanuatu. Mereka datang dengan komitmen dan ingin punya hubungan diplomatik dengan kita," kata Fahri usai mendampingi Ketua DPR RI Setya Novanto menandatangani MoU dengan parlemen Vanuatu di Gedung DPR RI di Jakarta, Kamis.

Selain mengantisipasi gangguan yang datang dari Laut Pasifik, MoU dengan Vanuatu juga merupakan langkah untuk mengembangkan wilayah Indonesia Timur. Apalagi, dengan dibukanya bandara Internasional Biak, Papua.

"Laut Pasifik merupakan pintu masuk untuk mengembangkan Indonesia Timur. Negara-negara di kawasan Pasifik mengganggap Indonesia sebagai pelindung bagi negara-negara Pasifik," kata Fahri.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto menyatakan posisi Vanuatu sangat strategis untuk keamanan dan ekonomi.

"Kerja sama dengan Vanuatu diperkuat dengan pembentukan forum komunikasi parlemen Asia Afrika. Posisi geografis Vanuatu sangat untuk keamanan Indonesia. Misalnya ada OPM, mereka berlindungnya kesana," kata Agus Hermanto.