Warga Yogyakarta diminta waspadai luapan sungai
23 April 2015 12:12 WIB
Warga membersihkan lumpur sisa banjir luapan Kali Code di kawasan Bantaran Kali Code, Cokrodirjan, Danurejan, Yogyakarta, Rabu (23/4). Hingga saat ini ratusan warga bergotong royong membersihkan rumah dari lumpur akibat luapan Kali Code pada Selasa (22/4) malam menyusul tingginya intensitas hujan. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Yogyakarta (ANTARA News) - Warga yang bermukim di sepanjang bantaran sungai Kota Yogyakarta diminta tetap mewaspadai luapan air, karena hujan deras masih berpotensi turun.
"Selama beberapa hari ke depan, potensi hujan lebat masih mungkin terjadi sehingga masyarakat tetap diimbau untuk waspada," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, upaya kewaspadaan yang dilakukan BPBD Kota Yogyakarta adalah memperbaiki perangkat sistem peringatan dini (early warning system/EWS) di Jogoyudan yang sempat bermasalah, sehingga tidak berbunyi untuk memberikan peringatan kepada warga saat air Sungai Code berada di level siaga.
Satu dari tujuh unit EWS di Sungai Code sempat mengalami masalah pada Rabu (22/4) malam saat air sungai mencapai level siaga hingga terjadi luapan ke permukiman warga yang berada di sepanjang bantaran sungai.
"Hari ini sudah diperbaiki. Harapannya, seluruh EWS sudah bisa berfungsi dengan baik sehingga bisa memberikan peringatan ke seluruh warga agar bisa segera melakukan langkah antisipasi jika terjadi luapan," kata Agus.
Pada Rabu (22/4) malam, terjadi luapan di tiga sungai besar di Kota Yogyakarta yakni Code, Gajah Wong, dan Winongo akibat hujan deras di bagian utara DIY.
Ketinggian air yang menggenangi rumah warga di beberapa tempat mencapai 90 sentimeter hingga 100 sentimeter.
BPBD mencatat ada sekitar 800 sampai 900 warga yang harus diungsikan akibat luapan air sungai di sejumlah wilayah seperti Kecamatan Danurejan, Gondomanan, Mergangsan, Tegalrejo, dan Umbulharjo.
Namun, sebagian besar warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing untuk membersihkan rumah dan lingkungan.
Selain menggenangi rumah warga, derasnya aliran air sungai saat hujan lebat juga mengakibatkan kerusakan untuk berbagai infrasrtuktur seperti talud, irigasi dan drainase yang membutuhkan penanganan secara cepat.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Imam Priyono meminta seluruh satuan kerja perangkat daerah, instansi hingga kecamatan dan kelurahan agar bergerak cepat menangani berbagai kerusakan akibat luapan air sungai, sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi luapan air sungai yang masih mungkin terjadi.
"Misalnya saja ada anak-anak yang membutuhkan selimut, makanan atau kebutuhan lain harus segera dipenuhi," katanya.
Selain itu, wilayah juga diminta melakukan pendataan terhadap kebutuhan warga terdampak dan infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat luapan air sungai.
"Selama beberapa hari ke depan, potensi hujan lebat masih mungkin terjadi sehingga masyarakat tetap diimbau untuk waspada," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, upaya kewaspadaan yang dilakukan BPBD Kota Yogyakarta adalah memperbaiki perangkat sistem peringatan dini (early warning system/EWS) di Jogoyudan yang sempat bermasalah, sehingga tidak berbunyi untuk memberikan peringatan kepada warga saat air Sungai Code berada di level siaga.
Satu dari tujuh unit EWS di Sungai Code sempat mengalami masalah pada Rabu (22/4) malam saat air sungai mencapai level siaga hingga terjadi luapan ke permukiman warga yang berada di sepanjang bantaran sungai.
"Hari ini sudah diperbaiki. Harapannya, seluruh EWS sudah bisa berfungsi dengan baik sehingga bisa memberikan peringatan ke seluruh warga agar bisa segera melakukan langkah antisipasi jika terjadi luapan," kata Agus.
Pada Rabu (22/4) malam, terjadi luapan di tiga sungai besar di Kota Yogyakarta yakni Code, Gajah Wong, dan Winongo akibat hujan deras di bagian utara DIY.
Ketinggian air yang menggenangi rumah warga di beberapa tempat mencapai 90 sentimeter hingga 100 sentimeter.
BPBD mencatat ada sekitar 800 sampai 900 warga yang harus diungsikan akibat luapan air sungai di sejumlah wilayah seperti Kecamatan Danurejan, Gondomanan, Mergangsan, Tegalrejo, dan Umbulharjo.
Namun, sebagian besar warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing untuk membersihkan rumah dan lingkungan.
Selain menggenangi rumah warga, derasnya aliran air sungai saat hujan lebat juga mengakibatkan kerusakan untuk berbagai infrasrtuktur seperti talud, irigasi dan drainase yang membutuhkan penanganan secara cepat.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Imam Priyono meminta seluruh satuan kerja perangkat daerah, instansi hingga kecamatan dan kelurahan agar bergerak cepat menangani berbagai kerusakan akibat luapan air sungai, sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi luapan air sungai yang masih mungkin terjadi.
"Misalnya saja ada anak-anak yang membutuhkan selimut, makanan atau kebutuhan lain harus segera dipenuhi," katanya.
Selain itu, wilayah juga diminta melakukan pendataan terhadap kebutuhan warga terdampak dan infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat luapan air sungai.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: