Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Rabu sore bergerak menguat 67 poin menjadi 12.888 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya ditutup pada 12.955 per dolar AS.

"Faktor teknikal di pasar valas domestik menjadi salah satu pendorong mata uang rupiah bergerak menguat setelah tertekan cukup dalam pada hari sebelumnya (Selasa, 21/4)," ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova.

Selain faktor teknikal, menurut dia, data neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus 1,13 miliar dolar AS masih menjadi penopang mata uang rupiah untuk bergerak ke bawah 13.000 per dolar AS.

Ia menambahkan bahwa data produk domestik bruto (PDB) Indonesia periode kuartal I 2015 yang akan dirilis pada pekan depan, diekspektasikan mencatatkan pertumbuhan sekitar 5,1 persen.

"Sebagian investor masih yakin bahwa ekonomi Indonesia masih tumbuh pada tahun 2015 ini hal itu dikarenakan daya beli masyarakat masih tinggi," katanya.

Dari eksternal, lanjut Rully Nova, Jepang yang mencatatkan surplus pada neraca perdagangannya mendorong mata uang yen menguat terhadap dolar AS sehingga berdampak positif pada mata uang di kawasan Asia.

"Data Jepang itu menjadi salah satu penggerak bagi mata uang di negara kawasan, membaiknya ekonomi Jepang akan menopang negara berkembang," katanya.

Menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 12.952 per dolar AS, melemah dari posisi hari sebelumnya 12.942 per dolar AS.