Surabaya (ANTARA News) - Ada yang khusus dalam sidang doktor Jurusan Teknik Lingkungan ITS Surabaya untuk promovendus R Irwan Bagyo Santoso, di ruang sidang pascasarjana kampus setempat, Selasa.

Tak lain, hal itu karena Wali Kota Surabaya Dr (HC) Ir Tri Rismaharini MT dan anggota DPR RI Ir H Sigit Susiantomo tampil sebagai penguji dalam sidang doktor itu.

Sidang doktor kali ini menghadirkan mahasiswa S3 Jurusan Teknik Lingkungan yang memang membuat disertasi yang membahas mengenai penetapan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

"Bu Risma hadir sebagai penguji dari pihak eksekutif, sedangkan Pak Sigit dari pihak legislatif," kata Irwan yang mengajukan disertasi berjudul Metode Evaluasi dan Model untuk Penetapan Ruang Terbuka Hijau Menggunakan Data Seri Waktu Konsentrasi Karbondioksida itu.

Menurut pria kelahiran Madiun itu, latar belakang pembuatan disertasi ini adalah adanya peningkatan konsentrasi karbondioksida yang terus menerus, terutama di Surabaya.

"Oleh karena itu, saya ingin melakukan usaha pengendalian karbondioksida. Salah satu cara yang diajukan adalah penetapan proporsi RTH yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas," ujarnya.

Ia menilai proporsi RTH yang berlebihan nantinya juga menyebabkan peningkatan karbondioksida. "Jangan sampai kita menetapkan proporsi RTH atas dasar konvensi seperti yang kita lakukan saat ini," paparnya.

Untuk itulah, dalam disertasi ini ia mengusulkan penggunaan metode Net_CO2-Con. Dengan metode ini, proporsi RTH dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan sehingga keseimbangan karbondioksida tetap terjaga dengan data lebih nyata, terhitung dan terukur.

"Saya berharap nantinya metode itu bisa segera diterapkan di Surabaya, karena sebenarnya penataan ruang di Surabaya itu jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan negara Jerman. Akan lebih bagus lagi jika kadar karbondioksidanya bisa dikendalikan supaya lebih sehat," katanya.

Dalam penilaiannya, Risma ingin disertasi Irwan ini mendapat pengembangan lebih lanjut agar segera diterapkan di masyarakat.

"Saya berharap nantinya bisa dilakukan kajian lebih mengenai RTH, tidak hanya dari aspek jumlah karbondioksidanya," ujar Risma yang alumni Jurusan Arsitektur ITS Surabaya itu.

Sementara itu, Sigit menginginkan agar Irwan bisa melakukan penelitian mengenai pembangunan kota secara vertikal. "Karena untuk mengembangkan RTH Surabaya, maka pembangunan secara vertikal juga harus diterapkan dengan baik," tuturnya.