Jakarta (ANTARA News) - Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) siap menyambut kedatangan para kepala negara dua benua dalam agenda napak tilas (Historic Walk) KAA, Jumat, 24 April mendatang.

"Persiapannya sudah hampir 100 persen," kata Kepala Museum KAA Thomas Ardian Siregar kepada ANTARA News, Senin.

Thomas mengatakan persiapan telah dilakukan selama dua bulan menjelang acara puncak peringatan ke-60 KAA.

Bangunan yang terletak di Jalan Asia Afrika No. 65 itu telah direnovasi dan selama sebulan sebelumnya, tempat memorabilia KAA itu pun tertutup bagi pengunjung.

"Sejak sebulan lalu ditutup karena dibenahi. Museum dirapikan, dipoles lantai dan dicat. Intinya fisik luar dalam (gedung) telah kami siapkan," tambah Thomas.

Pada acara napak tilas nanti, kata Thomas, para pemimpin negara Asia Afrika serta para menteri dan pejabat berjalan kaki bersama-sama dari Hotel Savoy Homan ke Gedung Merdeka yang terletak di samping KAA yang dulunya dipakai sebagai ruang sidang utama.

Sesampai di Gedung Merdeka, sekitar pukul 08.00 WIB, Presiden Joko Widodo akan berpidato yang disusul oleh perwakilan dari Afrika, perwakilan dari Asia, dan perwakilan dari negara peninjau.

Setelah itu, dilanjutkan tur ke Museum KAA yang merupakan ruang penyimpanan memorabilia. Pada acara peringatan 60 tahun KAA itu juga dilakukan penandatangan Monumen Asia Afrika yang dibangun sebagai tanda kebersamaan.

"Museum tersebut merupakan simbol kebersamaan bahwa pemimpin Asia Afrika punya komitmen bersama," kata Thomas.

Selain acara napak tilas, Museum KAA bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bandung juga menggelar serangkaian acara lainnya yang melibatkan masyarakat.

"Masyarakat bisa berpartisipasi dan berkontribusi. Kami ingin ini menjadi pesta rakyat dan masyarakat bisa merayakan nilai-nilai KAA agar tidak hilang, yaitu nilai kebersamaan dan semangat kerja sama," jelas Thomas.

Pada 18-24 April 1955, sebuah konferensi tingkat tinggi pernah digelar negara-negara Asia Afrika di tempat yang kini menjadi Gedung Merdeka dan Museum KAA yang hingga kini masih memikat masyarakat.

Setidaknya, menurut Thomas, 600 sampai 1.000 orang dari berbagai daerah hingga turis mancanegara mendatangi Museum KAA setiap hari.

Saat Museum tersebut ditutup menjelang KAA 2015, lanjut Thomas, masyarakat masih datang untuk sekadar berfoto di depan museum.

"Saya punya feeling kalau setelah KAA 2015 ini, museum akan semakin ramai didatangi pengunjung," kata Thomas.