Freeport kembangkan kopi di dataran tinggi Mimika
20 April 2015 21:16 WIB
Ilustrasi. Sejumlah wisatawan asing asal Prancis mengambil foto biji kopi tanaman kopi di perkebunan kopi lereng Gunung Kelud, Desa Sugih Waras, Ngancar, Kediri, Jawa Timur, Minggu (21/9). Wisatawan mancanegara sengaja datang untuk melihat perkebunan kopi yang merupakan bahan utama Kopi Luwak, mengingat kopi itu berpredikat sebagai kopi termahal di dunia. (ANTARA FOTO/Rudi Mulya)
Timika (ANTARA News) - PT Freeport Indonesia akan mengembangkan pertanian tanaman kopi di sejumlah kampung wilayah dataran tinggi Kabupaten Mimika, Papua, dalam rangka mendorong kemandirian ekonomi warga di sekitar area pertambangan.
Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Community Development Claus Wamafma kepada Antara di Timika, Senin, mengatakan tanaman kopi jenis arabika telah dikembangkan di Kampung Tsinga dan Aroanop, Distrik Tembagapura.
Luas lahan yang telah ditanami sekitar 21 hektare dan akan dikembangkan lagi hingga mencapai 50 hektare.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Mimika untuk mengembangkan lagi pertanian Kopi di wilayah dataran tinggi Mimika hingga bisa mencapai 50 hektare," ujar Claus.
Menurut dia, tanaman kopi yang ditanam di kampung-kampung sekitar Kota Tembagapura di wilayah Suku Amungme itu sebagian sudah dipetik hasilnya oleh para petani setempat. Bahkan tanaman kopi asli Mimika itu telah diproduksi dalam kemasan dengan merek dagang "Kopi Amungme Gold" yang memiliki aroma dan cita rasa tersendiri.
Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang mengharapkan PT Freeport melalui berbagai program sosial dan kemitraannya terus mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal di Mimika.
"Tentu kehadiran PT Freeport dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kalau tanaman perdagangan seperti kopi, Kakao dan lainnya bisa dikembangkan dalam skala lebih besar lagi maka sudah tentu sangat membantu masyarakat kita dan di kemudian hari ini menjadi komoditas andalan daerah," jelasnya.
Bassang menambahkan, PT Freeport merupakan aset penting negara, pemerintah daerah maupun masyarakat Papua.
"Freeport itu bagian dari kita. Pemerintah daerah harus mendukung segala kebijakan perusahaan dalam rangka memberdayakan masyarakat, sebaliknya perusahaan juga mendukung program pemerintah untuk mempercepat kemajuan masyarakat," harap Bassang.
Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Community Development Claus Wamafma kepada Antara di Timika, Senin, mengatakan tanaman kopi jenis arabika telah dikembangkan di Kampung Tsinga dan Aroanop, Distrik Tembagapura.
Luas lahan yang telah ditanami sekitar 21 hektare dan akan dikembangkan lagi hingga mencapai 50 hektare.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Mimika untuk mengembangkan lagi pertanian Kopi di wilayah dataran tinggi Mimika hingga bisa mencapai 50 hektare," ujar Claus.
Menurut dia, tanaman kopi yang ditanam di kampung-kampung sekitar Kota Tembagapura di wilayah Suku Amungme itu sebagian sudah dipetik hasilnya oleh para petani setempat. Bahkan tanaman kopi asli Mimika itu telah diproduksi dalam kemasan dengan merek dagang "Kopi Amungme Gold" yang memiliki aroma dan cita rasa tersendiri.
Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang mengharapkan PT Freeport melalui berbagai program sosial dan kemitraannya terus mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal di Mimika.
"Tentu kehadiran PT Freeport dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kalau tanaman perdagangan seperti kopi, Kakao dan lainnya bisa dikembangkan dalam skala lebih besar lagi maka sudah tentu sangat membantu masyarakat kita dan di kemudian hari ini menjadi komoditas andalan daerah," jelasnya.
Bassang menambahkan, PT Freeport merupakan aset penting negara, pemerintah daerah maupun masyarakat Papua.
"Freeport itu bagian dari kita. Pemerintah daerah harus mendukung segala kebijakan perusahaan dalam rangka memberdayakan masyarakat, sebaliknya perusahaan juga mendukung program pemerintah untuk mempercepat kemajuan masyarakat," harap Bassang.
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: