Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon prihatin atas insiden yang dialami kantor KBRI Indonesia di Yaman yang terkena bom.

Effendi mengatakan, kalau melihat eskalasi pertempuran di Yaman tidak akan mereda dalam waktu dekat karena persoalan mendasar antarkelompok di sana.

"Memang kita harus melakukan penyelamatan dan evakuasi warga, kita harus lihat realita ancaman terhadap KBRI dan KJRI sangat besar. Saya prihatin dengan kejadian ini," kata Effendi Simbolon di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Politisi PDIP itu menilai, bila serangan bom sengaja ditujukan kepada KBRI di Yaman, hal itu merupakan sinyal ketidaksukaan kelompok tertentu di Yaman yang membahas masalah Yaman di peringatan ke 60 KAA sedang berlangsung.

"Mudah-mudahan dugaan itu salah. Tapi kalau benar, itu ada kaitan dengan peringatan ke 60 KAA yang membahas masalah Yaman di acara tersebut. KAA biarkanlah sebagai peringatan, jangan menambah beban kita dengan membahas Yaman," kata Effendi Simbolon.

Sementara itu, pemerintah harus segera menarik warga negara kita yang ada di Yaman sebab negara-negara lain yang warga negaranya ada di Yaman sudah ditarik.

"Kita relaisitis, negara-negara yang ada warga negaranya di Yaman sudah ditarik," kata Effendi.

Kedutaan Besar RI (KBRI) di Sanaa, Yaman, terkena bom yang mengakibatkan dua orang staf KBRI luka ringan, demikian keterangan Kepala Sub Direktorat Repatriasi dan Bantuan Sosial Kementerian Luar Negeri RI Aji Surya, Senin.

"Bom itu mengakibatkan dua korban luka ringan, sementara beberapa staff KBRI lainnya menyelamatkan diri di kediaman Duta Besar RI di Sanaa," ujarnya.

Ia menambahkan. bom tersebut menghancurkan 90 persen dari Gedung KBRI.