Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi memanfaatkan momentum pertemuan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 untuk melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa menteri luar negeri dari negara sahabat, demikian menurut keterangan pers Kemlu yang diterima di Jakarta, Senin.

Pada hari pertama pelaksanaan KAA, Menlu Retno melakukan pertemuan bilateral dengan tujuh menteri dari negara sahabat. Tujuan pertemuan tersebut adalah membahas peningkatan kerja sama bilateral, khususnya di bidang ekonomi dan kerja sama pembangunan.

Dalam pertemuan dengan Menlu RI, para Menlu dari negara Pasifik yaitu Menlu Kepulauan Salomon Milner Tozaka, Menlu Fiji Ratu Inoke Kubuabola, Menlu Vanuatu Sato Kilman menyampaikan pandangan negara-negara Pasifik yang menganggap Indonesia sebagai pintu negara-negara Asia.

Pada kesempatan itu, Menlu RI menyatakan kembali komitmen Indonesia untuk meningkatkan kerja sama teknis dan pembangunan kapasitas dengan negara-negara Pasifik di beberapa bidang prioritas, seperti manajemen pariwisata, pertanian, dan penanggulangan bencana.

Menlu RI juga menyambut baik rencana pembukaan kantor perwakilan diplomatik Vanuatu di Indonesia yang akan meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara.

Sementara pertemuan Menlu Retno dengan Menlu Afrika Selatan Maite Nkoana- Mashabane bertujuan membahas lebih detail mengenai persiapan substansi KAA 2015, mengingat kedua negara adalah ketua bersama dalam Pertemuan Tingkat Menteri KAA.

Kedua Menlu juga berdiskusi mengenai "Joint Commission for Bilateral Cooperation" (JCBC)

yang akan menjadi batu pijakan kerja sama bilateral RI dan Afrika Selatan.

JCBC direncanakan akan segera ditandatangani oleh Kedua Menteri Luar Negeri. Selain itu, Indonesia dan Afrika Selatan, selaku ketua

dan wakil ketua "Indian Ocean Rim Association" (IORA) periode 2015-2016 berkomitmen untuk bekerja sama agar IORA dapat menghasilkan kerja sama konkret bagi penguatan kesejahteraan negara-negara di Asia Tenggara.

Selanjutnya, pada pertemuan dengan Menlu Papua Nugini Rimbink Pato, Menlu RI menyambut baik berbagai upaya penguatan kerja sama ekonomi melalui pengelolaan perbatasan dan kerja sama peningkatan kapasitas.

Kedua negara akan mengadakan "Joint Ministerial Committee" (JMC) ketiga pada September 2015 yang akan menjadi dasar implementasi kerjasama di sejumlah bidang, diantaranya bidang pemuda dan olahraga, energi, sumber daya mineral, pendidikan, dan telekomunikasi.

Menlu RI dan Menlu Papua Nugini juga sepakat mendorong sektor swasta untuk melakukan perdagangan dan investasi lintas batas, seperti industri perikanan di perbatasan dan perluasan Rumah Sakit di Sandaun, Papua Nugini.

Sementara itu, dalam pertemuan Menlu RI dengan Menlu Irak Ibrahim Al-Jafaari, kedua pihak menyepakati untuk memfinalisasi Perjanjian Bebas Visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.

Selain itu, kedua Menlu juga berkomitmen untuk mendorong pembentukan Konsultasi Bilateral dan Nota Kesepahaman Kerja sama Pelatihan Diplomatik antara Indonesia dan Irak.

Menutup rangkaian pertemuan bilateral, Menlu RI bertemu dengan Menlu Nepal Mahendra Bahadur Pandey. Dalam pertemuan itu, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara. Kedua Menlu juga membahas lebih jauh kerja sama di bidang industri strategis dan pariwisata.