Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, upaya pemerintah mengurangi kemiskinan dengan membuka lapangan kerja bukan sekadar wacana, karena pemerintah telah dan sedang melakukan sejumlah langkah nyata. "Yang ingin saya sampaikan ini adalah bagaimana pemerintah merumuskan strategi dan kebijakan melakukan langkah-langkah nyata di seluruh Indonesia, dan langkah koreksi dan perbaikan yang kita lakukan, agar semua dapat dicapai lebih baik lagi," kata Presiden di Istana Negara, Jakarta, Kamis. "Jadi, yang saya sampaikan ini adalah langkah kongkrit yang telah, sedang dan akan kita laksanakan. Jadi, bukan wacana," katanya, saat memberikan sambutan pada acara pemberian penghargaan Upakarti tersebut. Menurut Kepala Negara, pemerintah mempunyai dua program aksi nyata untuk mengatasi meningkatnya pengangguran, kemiskinan dan utang luar negeri akibat krisis ekonomi pada 1998. "Untuk mengatasi tiga persoalan besar itu, kita ada strategi dan aksi, sekali lagi aksi langkah nyata yang kita jalankan dewasa ini pada prinsipnya ada dua. Pertama, menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya, agar pengangguran berkurang," kata Presiden. Strategi kedua, menurut Presiden, melalui anggaran yang dimiliki, maka pemerintah melakukan program khusus untuk mengentaskan kemiskinan, agar meringankan beban hidup masyarakat miskin, misalnya melalui program pendidikan, dan kesehatan yang berkualitas, mudah dan murah, serta pembangunan perumahan rakyat sederhana. "Diharapkan seluruh Indonesia makin tersedia rumah sederhana yang dapat dijangkau oleh rakyat kita, bagi golongan ekonomi lemah agar memiliki tempat tinggal yang layak dan sejumlah bantuan langsung seperti bantuan langsung tunai, raskin, subsidi petani dan lain-lain," katanya. Menurut Kepala Negara, anggaran di APBN untuk pengentasan kemiskinan setiap tahun terus ditingkatkan, misalnya tahun 2004 Rp18 triliun, tahun 2005 ditingkatkan jadi Rp23 triliun, tahun 2006 menjadi Rp42 triliun, dan tahun 2007 meningkat menjadi Rp51 triliun. Pembagian anggaran untuk pengentasan kemiskinan itu, katanya, sudah dibicarakan pemerintah dengan DPR, antara lain digunakan untuk sembilan komponen, yaitu, pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) bersyarat, pendidikan gratis, kesehatan gratis, peningkatan infrastruktur terutama di desa, bantuan dana bergulir, program pembangunan kecamatan, pembangunan daerah tertinggal, bantuan infrastruktur pedesaan dan bantuan lainnya. Presiden menambahkan, jumlah pengangguran tahun ini mencapai sekira 10 juta orang atau ada penurunan dibanding tahun 2005 sekira 11 juta, meski ada tambahan angkatan kerja tiap tahun sebanyak 1,5 juta orang. (*)