PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Minggu (19/4) menyerukan tanggapan "menyeluruh dan bersama" dari masyarakat internasional guna menjamin "pencarian dan pertolongan dilancarkan di Laut Tengah".

Sebelumnya hampir 700 migran dikhawatirkan tewas di laut ketika perahu yang padat penumpang terbalik di perairan internasional di sebelah selatan Sisilia, Italia, Sabtu (18/4) malam, demikian laporan media Italia pada Minggu.

Jika terbukti, kecelakaan tersebut akan berarti sediktnya 1.500 migran telah tewas sepanjang tahun ini, sehingga 2015 menjadi tahun yang jauh lebih mematikan dibandingkan 2014, kata Xinhua, Senin pagi. Kecelakaan terakhir itu terjadi cuma beberapa hari setelah 400 pendatang tenggelam hingga tewas pekan lalu dalam kecelakaan serupa.

Kantor berita Italia, ANSA, melaporkan kapal dagang Portugal, yang singgah di daerah tersebut, sekitar 110 kilometer dari Libya, dan diminta bergegas ke lokasi kecelakaan, berhasil menyelamatkan 28 penyintas setelah penjaga pantai Italia menerima tanda bahaya.

Operasi pencarian segera dilancarkan di daerah itu, dengan melibatkan kapal penjaga pantai Italia, beberapa kapal dagang dan pasukan Triton, misi yang dikoordinasikan oleh lembaga pemantau perbatasan Uni Eropa (UE), Frontex.

Menurut keterangan awal, perahu tersebut membawa sebanyak 700 migran yang bergerak ke satu sisi perahu secara bersama untuk meminta bantuan ketika mereka melihat kapal dagang, sehingga perahu itu terbalik.

"Itu mungkin merupakan salah satu tragedi terbesar yang terjadi di Laut Tengah," kata wanita Juru Bicara Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) Carlotta Sami, kepada stasiun televisi Rai.

Sedikitnya 218.000 migran berusaha menyeberangi Laut Tengah tahun lalu untuk memasuki UE dari perbatasan selatannya, dan sebanyak 3.500 di antara mereka kehilangan nyawa dalam upaya tersebut, kata UNHCR di dalam satu pernyataan belum lama ini. Ia menambahkan, kecenderungan itu "diperkirakan akan berlanjut".

(Uu.C003)