Indonesia berinisiatif bawa isu narkoba di KAA
19 April 2015 12:42 WIB
Wapres Tinjau Persiapan KAA Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kedua kiri) dan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Pandjaitan meninjau lokasi Peringatan, ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (18/4/15). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia berinisiatif membawa isu tentang narkoba dalam forum Peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrka, demikian menurut penanggung jawab acara Luhut Binsar Panjaitan.
"Indonesia akan bahas mengenai narkoba. Saat ini, di Indonesia narkoba menjadi musuh terbesar," kata Luhut usai acara pembukaan pameran Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) sebagai bagian dari rangkaian acara KAA 2015, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu.
Luhut mengatakan persoalan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dengan mengacu pada data Badan Nasional Narkotika (BNN) yang menyebut bahwa sebanyak 33 orang meninggal setiap hari di Indonesia karena kasus penyalahgunaan narkoba.
"Karena narkoba ini cross the border, tidak mengenal suku, agama, dan pekerjaan. Kita harus sama-sama menyelesaikan ini supaya masa depan bangsa pada generasi mendatang akan lebih baik," ujar Luhut yang juga merupakan Kepala Staf Kepresidenan itu.
Selain akan membawa isu narkoba dalam forum, tambah Luhut, grup rock Slank juga akan menyelipkan pesan anti narkoba dalam penampilannya nanti di konser KAA 2015.
"Presiden setuju konser Slank dibuat untuk memberikan pesan kepada anak-anak muda bahwa mari sama-sama kita melawan narkoba," kata Luhut.
Luhut menambahkan, pada KAA 2015 akan membahas persoalan kemanusiaan di kawasan Timur Tengah. Masalah hak asasi manusia, kemanusiaan, keadilan, dan ISIS akan menjadi sorotan penting dalam konferensi tingkat tinggi itu.
Menurut Luhut, Indonesia sebagai negara dengan keragaman budaya akan membagi pengalamannya dalam membangun toleransi.
"Masalah keadilan dan kemanusiaan itu kan jadi isu yang sangat sensitif sekarang. Kalau kita lihat sekarang sudah ratusan ribu yang mati di Suria," kata Luhut.
"Kita akan membagi pengalaman kita pada teman-teman bagaimana kita membangun toleransi, meskipun berbeda-beda tetapi tidak harus bunuh-bunuhan," tambahnya.
Sementara itu, Konferensi Asia Afrika akan menghasilkan tiga dokumen utama yakni Bandung Message, Deklarasi Penghidupan Kembali Kemitraan Strategis Asia-Afrika Baru, dan Deklarasi Dukungan Kemerdekaan Palestina.
"Indonesia akan bahas mengenai narkoba. Saat ini, di Indonesia narkoba menjadi musuh terbesar," kata Luhut usai acara pembukaan pameran Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) sebagai bagian dari rangkaian acara KAA 2015, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu.
Luhut mengatakan persoalan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dengan mengacu pada data Badan Nasional Narkotika (BNN) yang menyebut bahwa sebanyak 33 orang meninggal setiap hari di Indonesia karena kasus penyalahgunaan narkoba.
"Karena narkoba ini cross the border, tidak mengenal suku, agama, dan pekerjaan. Kita harus sama-sama menyelesaikan ini supaya masa depan bangsa pada generasi mendatang akan lebih baik," ujar Luhut yang juga merupakan Kepala Staf Kepresidenan itu.
Selain akan membawa isu narkoba dalam forum, tambah Luhut, grup rock Slank juga akan menyelipkan pesan anti narkoba dalam penampilannya nanti di konser KAA 2015.
"Presiden setuju konser Slank dibuat untuk memberikan pesan kepada anak-anak muda bahwa mari sama-sama kita melawan narkoba," kata Luhut.
Luhut menambahkan, pada KAA 2015 akan membahas persoalan kemanusiaan di kawasan Timur Tengah. Masalah hak asasi manusia, kemanusiaan, keadilan, dan ISIS akan menjadi sorotan penting dalam konferensi tingkat tinggi itu.
Menurut Luhut, Indonesia sebagai negara dengan keragaman budaya akan membagi pengalamannya dalam membangun toleransi.
"Masalah keadilan dan kemanusiaan itu kan jadi isu yang sangat sensitif sekarang. Kalau kita lihat sekarang sudah ratusan ribu yang mati di Suria," kata Luhut.
"Kita akan membagi pengalaman kita pada teman-teman bagaimana kita membangun toleransi, meskipun berbeda-beda tetapi tidak harus bunuh-bunuhan," tambahnya.
Sementara itu, Konferensi Asia Afrika akan menghasilkan tiga dokumen utama yakni Bandung Message, Deklarasi Penghidupan Kembali Kemitraan Strategis Asia-Afrika Baru, dan Deklarasi Dukungan Kemerdekaan Palestina.
Pewarta: Monalisa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
Tags: