Jalalabad (ANTARA News) - Bom bunuh diri di Jalalabad, kota di bagian timur Afghanistan, menewaskan 33 orang dan melukai lebih dari 100 orang pada Sabtu (18/4).

Menurut kepala kepolisian setempat bom meledak di luar bank tempat para pekerja pemerintah mengambil gaji.

Ledakan itu memecahkan jendela-jendela dan menerbangkan pecahannya ke jalanan serta membuat asap dan debu memenuhi udara.

"Itu serangan bunuh diri," kata kepala polisi Fazel Ahmad Sherzad serta menambahkan petugas masih menyelidiki laporan saksi mengenai ledakan itu.

Polisi mengatakan ledakan terkini yang mengguncang Jalalabad adalah ledakan yang dikendalikan setelah ahli menemukan bom lain di dekat tempat ledakan pertama.

Media lokal melansir pernyataan bekas juru bicara Taliban Pakistan yang menuduh kelompok Negara Islam (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) di Pakistan dan Afghanistan bertanggung jawab atas kejadian itu.

Namun juru bicara itu tidak bisa dijangkau dan hubungannya dengan kelompok itu tidak bisa diverifikasi oleh kantor berita Reuters.

Presiden Ashraf Ghani juga menyalahkan militan Negara Islam atas kejadian itu tanpa memberikan penjelasan rinci lebih lanjut.

Presiden Ghani mengunjungi Washington bulan lalu dan memperingatkan bahwa ISIS menimbulkan "ancaman mengerikan" bagi negerinya.

Sampai sekarang militan yang mengklaim menjadi bagian ISIS di Afghanistan kebanyakan bekas pejuang Taliban yang kecewa dengan pemimpin mereka.

Sementara Taliban sendiri mengutuk serangan itu sebagai kejahatan.

"Itu tindak kejahatan. Kami sangat mengecamnya," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, kepada Reuters.

Kelompok yang digulingkan dari kekuasaan oleh invasi pimpinan Amerika Serikat tahun 2001 itu jarang mengklaim serangan yang membunuh banyak warga sipil dan menyatakan mereka menyasar orang asing atau militer Afghanistan dan pemerintah.