Surabaya (ANTARA News) - Ketua PSSI terpilih La Nyalla Mattalitti mengaku akan segera menemui Menpora Imam Nahrawi yang baru saja membekukan PSSI karena dinilai tidak mengindahkan sanksi yang selama ini telah diberikan.
"Saya segera menemui menpora untuk menjelaskan permasalahan yang ada. Yang jelas hasil kongres ini harus berjalan," kata La Nyalla Mattalitti usai pemilihan Ketua Umum PSSI di Hotel JW Marriot Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, untuk menanggapi surat pembekuan dari pemerintah pihaknya terlebih dahulu akan melakuka komunikasi dengan tim hukum PSSI. Hanya saja pihaknya menilai keputuan pemerintah itu tidak tepat karena hanya mendapatkan masukan sepihak.
"Makanya kami akan menjelaskan semuanya. Selama ini menpora hanya mendapatkan laporan sepihak dari orang IPL," katanya dengan tegas.
Pembekuan PSSI oleh pemerintah berawal dari tidak direkomendasikannya dua klub ISL yaitu Arema Indonesia dan Persebaya karena terkendala masalah legalitas. Kedua klub bahkan memiliki PT ganda sehingga BOPI tidak memberikan rekomendasi.
Sebenarnya pemerintah dan BOPI memberikan tenggang waktu untuk meminta penjelasan. Hanya saja hingga batas yang telah ditetapkan yaitu Jumat (17/4) pihak PSSI tidak memberikan jawaban bahkan konsentrasi pada KLB PSSI.
"Kami akan terus mengkaji pembekuan ini. Padahal yang seharusnya membekukan PSSI adalah FIFA. Makanya kami akan melakukan langkah hukum," kata pria yang juga Ketua Kadin Jawa Timur itu.
Langkah untuk menemui menpora didukung oleh beberapa pemilik suara PSSI. Hal ini dilakukan agar permasalahan yang ada bisa secepatnya diselesaikan karena pembekuan tersebut dikawatirkan berpengaruh pada kompetisi.
"Kedua belah pihak harus mengesampingkan ego masing-masing dan duduk bersama untuk membahas masalah yang ada," kata manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar di sela pelaksanaan KLB yang juga diwarnai demo dari pendukung Persebaya 1927.
Nyalla akan temui Menpora terkait pembekuan PSSI
18 April 2015 19:08 WIB
Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: