Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sabtu, memeriksa kesiapan peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 mulai dari penyambutan kedatangan tamu negara di Bandara Halim Perdanakusuma hingga gladi bersih upacara pembukaan di Jakarta Convention Center.

Wapres memeriksa setiap ruang di Bandara Halim Perdanakusuma, yang akan menjadi lokasi transit dan pemeriksaan paspor para tamu negara.

Usai memeriksa persiapan penyambutan kedatangan tamu, Wapres menuju ke JCC Senayan untuk memeriksa kesiapan tempat berlangsungnya upacara pembukaan Peringatan KAA ke-60.

Dalam gladi bersih tersebut, Wapres didampingi Penanggung jawab acara Peringatan KAA, yang juga Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Binsar Pandjaitan.

Sebelumnya, Wapres memastikan persiapan perayaan Peringatan KAA ke-60 sudah hampir selesai.

"Persiapannya tinggal merapikan substansinya, itu pertama. Kemudian bagaimana pelayanannya dan teknisnya sudah semua hampir selesai. Tinggal gladi bersih," kata Wapres.

Dia menjelaskan seluruh anggaran untuk perhelatan tersebut sudah diberikan seluruhnya kepada penyelenggara.

Terkait keamanan jelang peringatan KAA ke-60, Wapres menegaskan Polri dan TNI siap menjaga situasi tetap kondusif.

"Di mana pun di dunia ini, selalu ada ancaman. Tapi yang penting kan kesiapan aparat kita. Saya kira sangat siap," jelas Kalla.

Kalla juga mengatakan aparat keamanan siap menambah personel pasukan jika dianggap butuh.

Indonesia akan menyelenggarakan forum peringatan KAA ke-60 pada 19-24 April di Jakarta dan Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Terkait kepala negara-pemerintahan yang akan menghadiri KTT KAA pada 22-23 April di Jakarta dan napak tilas KAA pada 24 April di Bandung, pemerintah menjelaskan hingga saat ini dua puluhan pemimpin telah mengonfirmasi kehadiran mereka.

Konferensi Asia Afrika dilaksanakan pada 1955 dan merupakan tonggak penting dalam sejarah sejumlah bangsa Asia dan Afrika.

Para delegasi yang berasal dari 29 negara peserta konferensi berkumpul di Bandung, Indonesia untuk membahas perdamaian, keamanan, dan pembangunan ekonomi di tengah-tengah masalah yang muncul.