Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik mencatat nilai total ekspor Indonesia pada Maret naik 12,63 persen dari bulan sebelumnya menjadi 13,71 miliar dolar AS.

Namun jika dibandingkan dengan kurun yang sama tahun lalu, nilai ekspor Maret turun 9,75 persen menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin saat menyampaikan keterangan pers pada Rabu.

Nilai ekspor nonmigas pada Maret tercatat 11,72 miliar dolar AS atau naik 12,50 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 10,41 miliar dolar AS namun turun 6,61 persen dibandingkan kurun yang sama tahun lalu.

Peningkatan ekspor nonmigas terbesar selama kurun waktu itu terjadi pada komoditas bahan bakar mineral (23,61 persen) sedangkan penurunan terbesar terjadi pada nikel (55,03 persen).

Ekspor nonmigas terbesar ditujukan ke Amerika Serikat (1,33 miliar dolar AS), disusul Jepang (1,28 miliar dolar AS) dan Tiongkok (1,11 miliar dolar AS).

Kontribusi ketiga negara itu terhadap keseluruhan ekspor mencapai 31,69 persen. Sementara ekspor ke 27 negara Uni Eropa mencapai 1,22 miliar dolar AS.

Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan periode Januari-Maret 2015 turun delapan persen dibanding periode yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 12,03 persen, sementara ekspor hasil pertanian naik 3,99 persen.

Selama Januari-Maret, sebagian besar barang ekspor berasal dari Jawa Barat (6,32 miliar dolar AS atau 16,14 persen), Kalimantan Timur (5,23 miliar dolar AS atau 13,38 persen), dan Jawa Timur (4,67 miliar dolar AS atau 11,93 persen).

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Maret 2015 mencapai 39,13 miliar dolar atau turun 11,67 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat 44,3 miliar dolar AS.

Sementara ekspor nonmigas mencapai 33,43 miliar dolar AS atau menurun 8,23 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.