Denpasar (ANTARA News) - PT Jasa Marga Bali Tol mencatat pembayaran menggunakan uang elektronik di Tol Bali Mandara masih minim yakni sekitar dua persen sejak jalan bebas hambatan di atas laut itu dibuka pada Oktober 2013.

"Pembayaran dari pemakai tol menggunakan uang elektronik masih minim yakni dua persen dari sekitar 42 ribu pergerakan lalu lintas setiap hari," kata Manajer Regional I Jasa Marga Bali Tol, Budi Susetyo ketika ditemui di Kantor Bank Indonesia Provinsi Bali, di Denpasar, Selasa.

Untuk tahun ini, pengelola tol sepanjang sekitar 13 kilometer itu berencana menambah mesin pembaca uang elektronik bekerja sama dengan dua bank pemerintah.

Budi lebih lanjut menjelaskan bahwa masing-masing gerbang tol memiliki dua gerbang otomatis dan terdapat empat gerbang untuk manual yang dilengkapi mesin pembaca kartu tol elektronik atau "e-toll card".

Pihaknya mengharapkan agar masyarakat menggunakan uang elektronik karena lebih efisien dalam bertransaksi sehingga memudahkan arus lalu lintas.

Apalagi pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia gencar melakukan kampanye gerakan nasional non-tunai yang menyasar sejumlah instansi dan kalangan.

Transaksi non-tunai tersebut seperti pembayaran menggunakan kartu debit dan kartu kredit serta menggunakan uang elektronik.

Kepala Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati mengharapkan dukungan semua pihak khususnya dimulai dari sektor jasa dan perdagangan yang bersentuhan langsung dengan transaksi menggunakan uang tunai.

Dia menilai transaksi dengan non-tunai pada sektor jasa dan perdagangan lebih efisien dan efektif, menghindari penggunaan uang palsu serta mencegah aksi kejahatan.

"Kami ingin mengubah mind set (pola pikir) masyarakat mengingat kita sudah menjadi negara emerging market (negara dengan ekonomi bertumbuh). Kami dorong pembelanjaan menggunakan uang non-tunai," katanya.