Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana membuka layanan penerbangan ke Jerman dan Prancis tahun ini dan menyasar pasar-pasar Tiongkok, Timur Tengah dan Eropa.

Direktur Keuangan Garuda Indonesia IGN Askhara Dananiputra memperkirakan pengoperasian pesawat untuk melayani penerbangan ke dua negara itu bisa dimulai antara Kuartal II dan Kuarta III tahun ini, menunggu pesanan tiga pesawat Boeing 777 tiba.

"Kita punya Boeing 777 yang sudah dipesan, kalau dipakai di middle range (jarak menengah) atau short range (jarak dekat) itu kan rugi, sementara biayanya sama, lebih baik kita pakai untuk long haul (jarak jauh)," katanya usai penandatanganan kerja sama lindung nilai dengan empat bank di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan tiga pesawat buatan Amerika Serikat itu akan datang pada Juni, September dan Oktober.

Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo mengatakan perusahaan memilih Jerman dan Prancis karena pertumbuhan ekonomi negara tersebut masih stabil dibandingkan negara-negara Eropa lainnya.

"Growth (pertumbuhan) Eropa masih dua hingga tiga persen, paling besar itu Jerman dan Prancis, tapi Prancis masih di bawah Jerman," ucapnya.

Arif mengatakan perusahaan masih memperhitungkan kemungkinan menyediakan layanan penerbangan langsung karena kemampuan landasan ancang di Indonesia tidak mendukung untuk pengoperasian pesawat Boeing 777.

"Secara ekonomis, ini tidak feasible, kita lagi hitung, siasati destinasinya agar menghasilkan pendapatan lebih tinggi," katanya.

Untuk mendukung pengoperasian pesawat ke Eropa, Garuda akan mengerahkan 10 pesawat dari total 18 pesawat yang didatangkan tahun ini.

Arif juga mengatakan bahwa perusahaan akan memperbanyak frekuensi penerbangan. Penerbangan ke Prancis dan Jerman akan dilakukan empat kali seminggu, sementara untuk layanan penerbangan ke rute seperti Belanda dan Inggris akan disediakan setiap hari.

Dengan kapasitas Boeing 777 yang bisa menampung 300 penumpang, penumpang Garuda akan bertambah menjadi 1.200 penumpang per minggu atau 62.400 penumpang per tahun.

"Selain pembukaan rute-rute rute di Eropa, Tiongkok dan Middle East (Timur Tengah), kita juga akan memperluas jaringan dan deployment pengoperasian pesawat yang tepat," katanya.