Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir selaku Ketua Kelompok Kerja Diplomasi Ekonomi menekankan bahwa Indonesia perlu memperkuat upaya penetrasi industri ke pasar-pasar non-tradisional, di antaranya ke kawasan Afrika Sub-Sahara.

"Seiring dengan peningkatan kualitasnya, produk industri strategis dalam negeri kini semakin dilirik dan diminati di banyak kawasan. Hal ini tentunya berdampak pada peluang pasar yang semakin terbuka," ujar dia saat melakukan konferensi video dengan sepuluh Duta Besar Indonesia di kawasan Afrika Sub-Sahara.

Fachir meminta para duta besar beserta jajaran perwakilan Indonesia, khususnya di kawasan Afrika Sub-Sahara, lebih proaktif mempromosikan produk industri strategis dan menangkap peluang pasar di kawasan tersebut.

Ia menyebutkan bahwa sampai sekarang produk industri strategis Indonesia yang telah digunakan negara-negara Afrika antara lain Pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia, yang telah dibeli oleh Burkina Faso, Guinea dan Senegal.

Selain itu ada produk senjata buatan PT Pindad yang telah dibeli oleh Nigeria.

"Beberapa negara Afrika lain telah menyatakan keinginan untuk membeli produk kedua perusahaan tersebut," kata Fachir dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri, Sabt.

Ia juga mengimbau para Kepala Perwakilan RI di luar negeri lebih agresif berusaha meningkatkan volume perdagangan, khususnya untuk produk-produk yang diimpor oleh negara-negara Sub-Sahara Afrika dari pihak atau negara ketiga.

"Diharapkan kedepannya, penetarasi produk-produk Indonesia di luar negeri tidak lagi melalui proses trader atau broker," kata Fachir.