Hasjim Muzadi Tegaskan Pemimpin Jangan Selalu Merasa Bisa
19 Desember 2006 16:21 WIB
Bengkulu (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PNBU), KH Hasyim Muzadi, mengingatkan bahwa siapa pun yang kini dipercaya menjadi pemimpin jangan merasa bisa, sebaliknya harus bisa merasa.
"Pemimpin itu jangan merasa bisa, khawatir nanti oleh Tuhan dibuktikan kalau dia sebenarnya tidak bisa apa-apa," kata Hasyim Muzadi pada pengajian akbar yang diikuti jemaah NU se-Kota Bengkulu di Bengkulu, Selasa.
Ia mengingatkan, untuk jadi pemimpin jangan ngotot, tapi ketika ditunjuk atau dipilih menjadi pemimpin dalam bidang apa pun jangan dihindari atau ditolak.
"Ini saya perlu saya ingatkan, terutama pada pimpinan di NU baik di tingkat pusat maupun daerah," ujarnya menegaskan.
Ia juga meminta, agar para pengurus NU di Provinsi Bengkulu dapat menjalankan amanah yang diembannya. Pemimpin atau pengurus hanya senang memangku jabatan, tapi tidak mau mengurus atau memimpin umat.
"Di pusat banyak orang yang senang jadi pengurus, tapi tidak mau ngurus," katanya.
Ia juga menegaskan, NU tetap berpolitik, tapi tidak untuk kekuasaan.
Politik yang dijalankan NU, menurut dia, semata-mata untuk kemenangan bangsa, untuk umat dan sosial.
Dicontohkannya, kalau terjadi bencana, maka NU berpolitik untuk menyelesaikan bencana itu, begitu pun ketika terjadi perselisihan antara pihak di berbagai daerah, maka NU ikut memikirkan cara menyelesaikan konflik tersebut.
Ia juga mengingatkan, supaya para kyai yang menjadi pengurus NU di seluruh Indonesia jangan ikut sibuk mengurusi partai politik.
"Partai politik itu ada yang menguruskan, para kyai pengurus NU saya harapkan tetap istoqomah mengurus organisasi dan umat, serta senantiasa menjadi pengawal ajaran Islam," katanya.
NU dan para ulama di Indonesia saat ini dihadapkan pada permasalahan yang sangat besar untuk mengisi jiwa generasi muda yang sebagian kini dalam kondisi kosong, katanya.
Karena kondisi jiwanya kosong, menurut dia, maka ketika ada pengaruh dari Barat yang memasukinya genarasi muda pun terbawa arus, karena itu NU dan para ulama harus segera mengisi kekosongan itu.
Pengurus NU juga dimintanya untuk menjaga, agar agama tidak dipolitisasi, karena kini banyak agama dijadikan alat untuk berpolitik.
Selain untuk menghadiri pengajian akbar, Hasyim Muzadi ke Bengkulu juga dalam rangka melantik Pengurus Cabang (PC) NU dan Ikatan Pelajar PUtera NU Kota Bengkulu, serta Ikatan Pelajar Puteri NU Kota Bengkulu dan Bengkulu Utara.
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006
Tags: