Ansor dukung pemblokiran situs berbau ajaran radikal
Ilustrasi. Adukan Ajaran Radikal. Forum Guru dan Orang Tua Siswa (Fortusis) Jawa Barat mengadukan temuan buku pelajaran agama berisi ajaran radikalisme terbitan Kemendikbud ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar, Bandung, Selasa (31/3/15). Fortusis menyayangkan adanya muatan paham radikalisme pada buku paket Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk siswa kelas XI tingkat SMA dan sederajat. Selain itu Fortusis meminta Gubernur Jabar Ahmad Heryawan untuk segera menginstruksikan menarik buku tersebut. (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
"Soal pemblokiran situs radikal Ansor Mamuju sepakat, sebab situs tersebut mengajarkan sesuatu yang berbau radikal, suka mengkafirkan dan mengancam keutuhan Negara Republik Indonesia dan itu harus disingkirkan," kata Sekertaris GP Ansor Mamuju, Sukriadi Amil di Mamuju, Senin.
Ia mengatakan, pemerintah juga tidak akan melakukan hal yang semena-mena dalam mengambil tindakan pemblokiran dan itu demi keutuhan negara.
"Pemerintah selalu berdasar pada rekomendasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang tentunya sudah melalui kajian komprehensif bahwa situs tersebut menjadi ajang propaganda penyebaran paham radikal dan intoleran," katanya.
Oleh karena itu ia mengatakan, Ansor Mamuju menyatakan mendukung sikap pemerintah melakukan pemblokiran ajaran radikal tersebut dan berharap masyarakat memahami sikap pemerintah yang menjaga keamanan negara.
Ia juga menyatakan, mendukung pemerintah membentuk Badan Cyber Nasional (BCN) untuk menjaga pertahanan negara dari pengaruh global saat ini melalui dunia maya.
"Kalau melihat situasi dan perkembangan di abad ini kami pengurus Ansor di Mamuju setuju dibentuknya BCN untuk memperkuat ketahanan negara dari pengaruh luar," katanya.
Menurut dia, peran Cyber Media telah terjadi di sejumlah negara, sehingga langkah negara harus jelas dalam mengantisipasi itu dengan membentuk BCN.
Sudah sangat tepat jika pemerintah semestinya memiliki BCN yang punya tugas khusus untuk pertahanan negara.
Pewarta: M Faisal Hanapi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015