Sidoarjo (ANTARA News) - Konsep ekonomi biru (blue economy) sangat relevan diterapkan di sektor kelautan dan perikanan berbasis alam, kata pakar dan inisiator konsep itu Prof. Gunter Pauli.
"Konsep ekonomi biru sangat relevan untuk diterapkan di sektor kelautan dan perikanan melalui pengembangan bisnis inovatif dan kreatif berdasarkan prinsip efisiensi alam," ujarnya dalam kuliah umum di kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu.
Menurut pakar asal Belgia itu, ekonomi biru diartikan sebagai model ekonomi baru untuk mendorong pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dengan kerangka pikir seperti cara kerja ekosistem.
Ia mengemukakan, ekonomi biru tersebut bisa juga diterapkan dengan hidup hemat tanpa ada limbah yang terbuang dan juga menciptakan kesempatan wirausaha dan lapangan kerja.
"Selain itu, ekonomi biru diharapkan bisa menjadi modal sosial dengan inovasi dan kreativitas," katanya.
Ia mencontohkan, budi daya tanaman bakau untuk buahnya bisa dijadikan sirup dan juga bisa digunakan untuk pewarna batik supaya hasilnya bisa maksimal dan tidak ada yang dibuang percuma.
"Dengan kata lain ekonomi biru ini diharapkan mampu meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam yang ada tanpa mengurangi fungsi dan kualitasnya itu sendiri," katanya menambahkan.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Suseno Sukoyono mengatakan, konsep itu diangkat berdasarkan pengalaman berinovasi dan kreativitas kegiatan ekonomi dapat dikelola tanpa merusak lingkungan hidup.
"Bahkan, sebaliknya dapat menghasilkan manfaat ekonomi dan menyelamatkan lingkungan dari kerusakan," katanya.
Ia mengatakan, konsep tersebut diperkenalkan untuk menjawab tantangan bahwa sistem ekonomi dunia selama ini cenderung eksploitatif dan merusak lingkungan karena keserakahan.
"Kerusakan lingkungan ini tidak hanya disebabkan oleh adanya limbah yang bersumber dari industri maupun rumah tangga, tetapi juga diakibatkan oleh eksploitasi sumber daya alam yang melebihi kapasitas atau daya dukung alam," katanya.
Dengan menerapkan ekonomi biru, menurut dia, sumber daya manusia di bidang kelautan dan perikanan menjadi lebih kreatif untuk memanfaatkan limbah menjadi suatu kegiatan inovatif yang mendorong terciptanya para wirausahawan baru.
"Baik itu dari satuan pendidikan maupun pelatihan, melalui pendampingan para penyuluh di lapangan dalam menerapkan dan mempraktekannya," katanya.
Pauli: Ekonomi biru relevan di sektor kelautan
12 April 2015 18:27 WIB
Prof. Gunter Pauli. (Belga)
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015
Tags: