Sibolangit (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi Sidang Sinode Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) XXXV, Sabtu (11/4). Sidang Sinode kali ini akan berlangsung 11 – 17 April 2015 di Retreat Center Sukamakmur, Sibolangit.

Hadir dalam pembukaan Sidang Sinode ini, Ketum PGI Henriette Hutabarat, perwakilan Gubernur Sumut, Perwakilan dari Pangdam Bukit Barisan dan Polda Sumut, Kakanwil Kemenag Sumut, Direktur Urusan Agama Kristen Gultom, Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Bupati Karo, Wakil Bupati Deli Serdang, serta sekitar 1.200 jamaah GBKP dari berbagai daerah di Indonesia.

“Gereja dan umat Kristiani, secara langsung atau tidak langsung ikut membantu pelaksanaan misi Kemenag,” demikian dikatakan Menag mengawali sambutannya seperti dikutip kemenag.go.id.

Menurutnya, Indonesia adalah negara terbesar ke 4 di dunia dengan kekayaan dan keragaman yang sangat besar pula. Menag mengatakan bahwa etnis, budaya, bahasa, dan agama yang dimiliki Indonesia sangat beragam. Untuk itu, Menag mengajak jamaah GBKP untuk bisa memaknai keragamam dengan penuh kearifan.

“Keragaman sesungguhnya berkah Tuhan. Keragaman diberikan karena Tuhan menciptakan kita dengan segala keterbatasan. Dengan keragaman itu, kita yang serba kekurangan, bisa saling mengisi, melengkapi, dan menyempurnakan,” terang Menag.

Indonesia patut bersyukur, lanjut Menag, karena memiliki para pendahulu yang arif. Pendiri bangsa ini sangat memahami realitas keragaman Indonesia sehingga mereka mencari faktor pengikat yang mampu merajut keragaman agar keutuhan sebagai bangsa tetap terjaga dan terpelihara.

“Itulah agama. Agama adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari keseharian kita. Kita disatukan melalui nilai-nilai agama untuk tetap mampu menjaga keutuhan kita sebagai bangsa,” tutur Menag.

“Agar kehidupan keagamaan dan kerukunan umat beragama semakin baik, para pendahulu kita membentuk Kementerian Agama,” imbuhnya.

Menag berharap, Sidang Sinode tahun ini dapat merumuskan sejumkah program kegiatan ke depan dengan baik sehingga keberadaan GBKP semakin dirasakan manfaatnya, tidak hanya untuk jamaah umat Kristiani, tapi juga seluruh masyarakat Indonesia.

Sebelumnya, Ketua Moderamen GBKP, Erik J Barus, dalam sambutannya menegaskan bahwa gereja mesti misioner. Misioner bukan berarti hanya memberitakan Injil, tetapi juga mengumpulkan masyarakat untuk tugas keselamatan bagi seluruh dunia. “Gereja ada adalah untuk orang lain,” pekiknya penuh semangat dan disambut aplaus hadirin.