Malang (ANTARA News) - Sebanyak 6.000 siswa dari 28 SMA dan SMK di Kota Malang, Jawa Timur, mengikuti Ujian Nasional berbasis Computer Based Test (CBT) yang digelar pada 12-14 April 2015, sedangkan SMK ditambah satu hari (15/4) untuk ujian praktik.

Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang, Budiono, Sabtu, mengatakan jumlah peserta UN SMA dan SMK mencapai 16.066 siswa, namun yang mengikuti sistem CBT baru 6.000 siswa dan selebihnya UN dengan sistem manual atau Paper Based Test (PBT).

"Dari 16.066 siswa SMA dan SMK yang mengikuti UN itu, 6.681 adalah siswa SMA dan SMK sebanyak 9.385 siswa. Untuk siswa yang mengikuti UN dengan sistem CBT, juga tidak perlu khawatir jika selama proses ujian mengalami gangguan atau ada hambatan karena mereka bisa melanjutkan UN dengan sistem PBT," katanya.

Hal itu, lanjutnya, sudah menjadi kebijakan pemerintah dan berlaku secara menyeluruh, apalagi soal-soal UN PBT yang dikirimkan juga sesuai dengan jumlah siswa yang mengikuti UN secara keseluruhan, yakni 16.066 siswa. Artinya, jumlah itu mencakup seluruh peserta, termasuk yang mengikuti UN CBT, sehingga soal-soal PBT tersebut sebagai cadangan jika UN CBT ada masalah atau tidak berjalan sesuai harapan.

Soal (nasakah) UN PBT tiba di Kota Malang Rabu (9/4) malam yang diangkut dengan dua truk polisi, selanjutnya disimpan di aula Disdik Kota Malang dengan pengawasan ketat kepolisian.

Lebih lanjut, Budiono mengatakan ada dua kebijakan yang ditetapkan pemerintah, yakni jika ada siswa yang mengalami kendala dalam UN, maka mereka bisa mengikuti UN CBT susulan dan apabila ada kelas yang mengalami kendala dalam pelaksanaan UN CBT dalam tiga shift, mereka harus mengulang dengan sistem UN konvensional atau PBT.

Jadwal UN CBT susulan tersebut sesuai dengan jadwal pelaksanaan UN PBT. Oleh karena itu, siswa peserta UN CBT tetap masuk dalam kuota UN PBT, sehingga tidak perlu khawatir jika ada masalah dalam proses UN CBT.

Sementara itu sejumlah SMA dan SMK yang melaksanakan UN dengan sistem CBT juga melakukan berbagai langkah antisipasi agar berjalan lancar, di antaranya menyiapkan genset untuk mengantisipasi listrik padam, simulasi pengerjaan UN CBT kepada siswa, menyiapkan komputer cadangan, bahkan menyediakan obat tetes mata, seperti yang dilakukan di SMAN 3.

"Obat tetes mata ini khusus disiapkan bagi siswa yang matanya lelah karena terlalu lama melihat monitor komputer. "Mata anak-anak pasti mengalami kecapekan karena terlalu lama melihat layar komputer, sehingga kami menyiapkan obat tetes mata saat ujian berlangsung," kata Wakil Kepala SMA 3 Kota Malang, Budi Nurani.

Jumlah siswa SMAN 3 yang mengikuti UN CBT sebanyak 344 orang, dengan rincian 282 siswa jurusan IPA dan 62 siswa jurusan IPS. Perangkat komputer yang disiapkan untuk pelaksanaan UN CBT sebanyak 115 unit atau sepertiga dari total peserta dan ada empat ruangan yang akan digunakan untuk pelaksanaan UN CBT tersebut, masing-masing ruangan akan diisi 30-32 siswa dengan 3-4 unit komputer cadang di setiap ruangan.

Pelaksanaan UN CBT dibagi menjadi tiga shift setiap hari, yakni sesi pertama mulai pukul 07.30 WIB-09.30 WIB, sesi kedua pukul 10.30 WIB-12.30 WIB, dan sesi ketiga pukul 14.00 WIB-16.00 WIB.

"Meski ada tiga sesi, siswa tetap tidak bisa mencotek ke siswa yang sudah mengerjakan ujian karena soalnya bisa berbeda, kalau pun soalnya sama pilihan atau nomornya yang diacak," katanya.

Mata pelajaran yang diujikan dalam UN adalah Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, serta mata pelajaran sesuai jurusan masing-masing, sedangkan untuk SMK ada tambahan satu hari untuk ujian praktik.