Pantai yang biasanya ramai digunakan nelayan menurunkan ikan hasil tangkapan tersebut disimulasikan sepi karena dikuasai pasukan Gerakan Banyuwangi Merdeka (GBM) di bawah pimpinan Oseng Rambo.
Oseng Rambo dan pasukannya memanfaatkan pantai selatan Pulau Jawa itu untuk pertahanan dan persembunyian karena letaknya yang strategis. Pasukan GBM disimulasikan aktif berpatroli dan menggalang masyarakat agar melawan kepada pemerintah.
Senjata yang mereka pakai bermacam rupa, di antaranya pistol Sig-Sauer P226, senapan serbu kaliber 5,56 mm M16A4 dan Styer. Sebulan lalu, GBM menculik seorang tokoh masyarakat karena dianggap sebagai orang yang menghasut masyarakat melawan GBM.
Menghadapi kenyataan itu, prajurit Intai Amfibi Marinir bekerja sama dengan prajurit US MARSOC mendapat perintah dari pimpinan untuk membebaskan tokoh masyarakat tersebut dari GBM.
Komandan Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir, Letnan Kolonel Marinir Freddy Ardianzah, menurunkan empat tim di bawah pimpinan Kapten Marinir Alamsyah untuk melaksanakan tugas itu. Setelah melakukan perencanaan matang, tim Taifib dan US MARSOC yang menempati posko di Pusat Latihan Pertempuran Korps Marinir Lampon, Banyuwangi. Penyergapan siap diluncurkan.
Serangan penyergapan dilakukan melalui laut dengan menggunakan empat perahu karet. Setelah mendekati Pantai Pancer, empat prajurit Taifib sebagai perenang rintis diturunkan ke laut kemudian berenang menuju pantai untuk menyelidiki situasi di sekitar.
Setelah pantai dinyatakan aman oleh tim renang rintis, tim yang berada di laut meluncur dan mendarat di Pantai Pancer. Setelah dibagi sesuai tugasnya, prajurit Taifib Korps Marinir dan US MARSOC bergerak ke sasaran.
Sempat terjadi baku tembak dengan pengikut GBM saat prajurit Taifib dan US MARSOC mendekati Pos Pantau GBM di Pancer. Dengan kemampuannya sebagai pasukan khusus, prajurit Marinir kedua negara tersebut berhasil melumpuhkan anggota GRBM dan membebaskan tokoh masyarakat yang disandera.
Pada latihan pembebasan itu, si tokoh dibawa dengan cara stabo dengan helikopter Bell-412 dari Skuadron 400 Wing Udara-1 Puspenerbal yang dipiloti Letnan Satu Pelaut V Oktomiawan dan kopilot Letnan Satu Pelaut Tri Yudha.
Pembebasan sandera dan penumpasan kelompok separatis tersebut merupakan materi puncak dalam latihan bersama Marinir Indonesia dengan Amerika bersandi Lantern Iron 15-5524.
Kegiatan puncak itu disaksikan Wakil Asisten Operasi Kepala Staf TNI AL, Laksamana Pertama TNI Didik Wahyudi, Asisten Operasi Pasukan Marinir 1, Kolonel Marinir I Made Sukada, Komandan Puslatpur Lampon, Kapten Marinir Venny Woaten, dan lain-lain.