Daeng Koro tidak ahli taktik
9 April 2015 16:35 WIB
Ilustrasi-Foto Pimpinan Militer Mujahid Indonesia Timur (MIT), Daeng Koro alias Sabar Subagyo alias Antad Rawa yang ditunjukkan Polisi kepada wartawan di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Rabu (8/4). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Jakarta (ANTARA News) - TNI AD membantah terduga teroris jaringan Poso, Daeng Koro, memiliki keahlian strategi yang didapatkannya saat menjadi mencoba menjadi anggota Kopassus TNI AD. Dia dipecat pada 1983 dari dinas militer.
"Itu cuma dibesar-besarkan gara-gara dia pernah di TNI AD, padahal hanya pemain voli saja," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigadir Jendral TNI Wuryanto, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis.
Wuryanto katakan, tidak mungkin keahlian strategi perang Daeng Koro sangat hebat hanya karena pernah berlatih di Kopassus TNI AD, mengingat dia tidak lulus saat masuk ke kesatuan spesial tersebut. "Dia itu bahkan tidak lulus masuk Kopassus jadi mana mungkin strateginya hebat seperti yang di isukan orang-orang," ujarnya.
Wuryanto menambahkan bila Daeng Koro memiliki keahlian strategi saat memimpin kelompok teroris Santoso itu semata-mata didapat secara alami, namun tidak mempunyai keterampilan militer.
"Keahlian strategi itu kan naluri insting manusia. Secara militer dia itu saya katakan tidak ada," katanya.
Daeng Koro sendiri telah tewas oleh timah panas Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror saat terjadi kontak senjata di Pegunungan Sakina Jaya, Sulawesi Tengah, pada Jumat tanggal 3 April 2015 lalu.
Kepolisian menyebut Daeng Koro merupakan aktor intelektual yang mendalangi teror kelompok Santoso terhadap warga dan pihak kepolisian di Sulawesi Tengah. Karena kepiawaiannya itu, bahkan Daeng disebut bekas anggota Kopassus.
Pihak TNI menyatakan Daeng Koro bernama asli Sabar Subagyo dipecat dari kesatuan karena tindakan asusila.
"Itu cuma dibesar-besarkan gara-gara dia pernah di TNI AD, padahal hanya pemain voli saja," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigadir Jendral TNI Wuryanto, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis.
Wuryanto katakan, tidak mungkin keahlian strategi perang Daeng Koro sangat hebat hanya karena pernah berlatih di Kopassus TNI AD, mengingat dia tidak lulus saat masuk ke kesatuan spesial tersebut. "Dia itu bahkan tidak lulus masuk Kopassus jadi mana mungkin strateginya hebat seperti yang di isukan orang-orang," ujarnya.
Wuryanto menambahkan bila Daeng Koro memiliki keahlian strategi saat memimpin kelompok teroris Santoso itu semata-mata didapat secara alami, namun tidak mempunyai keterampilan militer.
"Keahlian strategi itu kan naluri insting manusia. Secara militer dia itu saya katakan tidak ada," katanya.
Daeng Koro sendiri telah tewas oleh timah panas Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror saat terjadi kontak senjata di Pegunungan Sakina Jaya, Sulawesi Tengah, pada Jumat tanggal 3 April 2015 lalu.
Kepolisian menyebut Daeng Koro merupakan aktor intelektual yang mendalangi teror kelompok Santoso terhadap warga dan pihak kepolisian di Sulawesi Tengah. Karena kepiawaiannya itu, bahkan Daeng disebut bekas anggota Kopassus.
Pihak TNI menyatakan Daeng Koro bernama asli Sabar Subagyo dipecat dari kesatuan karena tindakan asusila.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: