Jakarta (ANTARA News) - Dokter Spesialis Syaraf Rumah Sakit Bethsaida, Puspasari SpS, mengimbau kepada masyarakat agar tidak memandang sepele sakit kepala hebat karena merupakan salah satu gejala stroke.

"Jangan sepelekan sakit kepala hebat, jika sudah minum obat tidak sembuh ada kemungkinan gejala stroke," kata Puspasari dalam diskusi Deteksi Dini Stroke di Jakarta, Kamis.

Puspasari mengatakan lokasi sakit kepala pada gejala stroke bervariasi sesuai lokasi terjadinya pembengkakan pembuluh darah di kepala.

"Stroke (salah satu) gejalanya sakit kepala yang sangat hebat, lokasi sakitnya tergantung di mana pembengkakan pembuluh darah terjadi," katanya.

Puspasari juga membedakan antara sakit kepala gejala stroke dengan pusing atau sakit kepala akibat migrain.

"Jika gejala stroke sakit kepalanya lebih terasa bergoyang jika berjalan, berbeda dengan vertigo," kata dokter bidang neurologi lulusan Universitas Indonesia itu.

Meskipun termasuk dalam jenis penyakit berbahaya namun Puspasari mengatakan stroke tetap bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, rajin memeriksa tekanan darah, memeriksa irama jantung, cek kolesterol, gula darah dan segera menemui dokter jika terdapat gejala stroke.

"Stroke bisa dikenali lebih dini karena memiliki gejala awal nyeri kepala hebat, mati rasa pada wajah, tangan atau kaki, kesulitan berbicara, penglihatan berkurang, kesulitan berjalan, gangguan keseimbangan serta gangguan menelan," ujar Puspasari.

Namun ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena saat ini stroke bisa dideteksi dengan metode pengecekan pembuluh darah atau Digital Subtraction Angiography (DSA).

"Jangan menyangkal jika ada gejala, segera periksakan ke dokter karena jika dibiarkan stroke bisa mengakibatkan lumpuh bahkan kematian. Dan jika sudah terjadi (stroke) maka DSA digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbatan di pembuluh darahnya," kata Puspasari.