Sleman tidak khawatir dengan dampak Elnino
9 April 2015 13:17 WIB
Hutan Jati Meranggas Pengendara melintas di ruas jalan yang membelah kawasan hutan jati yang pohonnya meranggas di Segulung, Dagangan, Kab. Madiun, Jatim, Sabtu (19/10). Pada saat puncak musim kemarau, pohon jati biasanya daunnya berguguran. (ANTARA FOTO/Siswowidodo) ()
Sleman (ANTARA News) - Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak mengkhawatirkan dampak fenomena alam Elnino yang akan terjadi pada musim kemarau mendatang.
"Kami telah melakukan persiapan dan pemetaan jenis tanaman yang matang dan tak terganggu dengan kondisi cuaca apapun," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Edi Srihamarmanta, Kamis.
Menurut dia, fenomena Elnino tidak akan berpengaruh banyak dengan hasil pertanian di wilayah Kabupaten Sleman.
"Selama ini petani juga sudah siap, tidak ada masalah meski nanti ada Elnino," katanya.
Ia mengatakan tidak terkecuali dengan petani yang ada di perbukitan, seperti di Kecamatan Prambanan yang merupakan wilayah kering.
"Pertanian di Prambanan memang lahan kering, oleh karena itu jenis tanaman lebih dikhususkan untuk tanaman jenis garut dan jahe. Untuk Prambanan bagian atas sudah diprogramkan untuk penanaman jenis itu," katanya.
Ia mengatakan, ada juga yang bisa menanam sayuran seperti kangkung, bayam. Karena sudah sejak dua tahun silam, di wilayah tersebut disediakan fasilitas berupa kolam penampung air yang dikhususkan untuk menghidupi tanaman pertanian.
"Dari Provinsi DIY ada sepuluh penampungan air yang dibangun. Sementara, kami juga membangunkan lima unit kolam penampung air," katanya.
Meski demikian pihaknya tetap memberikan imbauan kepada petani yang berada di lahan tadah hujan, untuk tidak memaksakan diri menanam padi melainkan diganti dengan palawija agar bisa meminimalkan risikonya.
"Di wilayah yang airnya terbatas, lebih baik ditanami palawija saja," katanya.
Saat ini, kata dia, pertanian di Sleman sedang masuk musim panen padi. Di berbagai kecamatan, seperti Tempel, Depok, Kalasan, Prambanan, dan lainnya.
"Meski data keseluruhan belum masuk, namun kami yakin produktivitas petani berhasil dengan baik. Panen sedang berlangsung, tapi secara data belum kita evaluasi," katanya.
Dari prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta sendiri, fenomena Elnino ini akan terjadi sekitar Juli dan Agustus, terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
BMKG Yogyakarta akan terus melakukan pemantauan karena perubahan cuaca sangat dinamis.
"Fenomena seperti ini kami bisa mengetahui tiga bulan sebelum kejadian. Sekarang ini terus dilakukan pemantauan. Kalaupun nanti berdampak sampai ke DIY, akan terasa terlebih dahulu di Jawa bagian timur. Seperti Jawa Timur, Jawa Tengah," kata Staf Seksi Data dan Informasi, BMKG Yogyakarta Indah Retno Wulan.
"Kami telah melakukan persiapan dan pemetaan jenis tanaman yang matang dan tak terganggu dengan kondisi cuaca apapun," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Edi Srihamarmanta, Kamis.
Menurut dia, fenomena Elnino tidak akan berpengaruh banyak dengan hasil pertanian di wilayah Kabupaten Sleman.
"Selama ini petani juga sudah siap, tidak ada masalah meski nanti ada Elnino," katanya.
Ia mengatakan tidak terkecuali dengan petani yang ada di perbukitan, seperti di Kecamatan Prambanan yang merupakan wilayah kering.
"Pertanian di Prambanan memang lahan kering, oleh karena itu jenis tanaman lebih dikhususkan untuk tanaman jenis garut dan jahe. Untuk Prambanan bagian atas sudah diprogramkan untuk penanaman jenis itu," katanya.
Ia mengatakan, ada juga yang bisa menanam sayuran seperti kangkung, bayam. Karena sudah sejak dua tahun silam, di wilayah tersebut disediakan fasilitas berupa kolam penampung air yang dikhususkan untuk menghidupi tanaman pertanian.
"Dari Provinsi DIY ada sepuluh penampungan air yang dibangun. Sementara, kami juga membangunkan lima unit kolam penampung air," katanya.
Meski demikian pihaknya tetap memberikan imbauan kepada petani yang berada di lahan tadah hujan, untuk tidak memaksakan diri menanam padi melainkan diganti dengan palawija agar bisa meminimalkan risikonya.
"Di wilayah yang airnya terbatas, lebih baik ditanami palawija saja," katanya.
Saat ini, kata dia, pertanian di Sleman sedang masuk musim panen padi. Di berbagai kecamatan, seperti Tempel, Depok, Kalasan, Prambanan, dan lainnya.
"Meski data keseluruhan belum masuk, namun kami yakin produktivitas petani berhasil dengan baik. Panen sedang berlangsung, tapi secara data belum kita evaluasi," katanya.
Dari prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta sendiri, fenomena Elnino ini akan terjadi sekitar Juli dan Agustus, terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
BMKG Yogyakarta akan terus melakukan pemantauan karena perubahan cuaca sangat dinamis.
"Fenomena seperti ini kami bisa mengetahui tiga bulan sebelum kejadian. Sekarang ini terus dilakukan pemantauan. Kalaupun nanti berdampak sampai ke DIY, akan terasa terlebih dahulu di Jawa bagian timur. Seperti Jawa Timur, Jawa Tengah," kata Staf Seksi Data dan Informasi, BMKG Yogyakarta Indah Retno Wulan.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: